PERUBAHAN
SISTEM NILAI BUDAYA DAN MASALAH KEMANUSIAAN
A.
Perubahan Sitem Nilai Budaya
1.
Konsep Sistem Nilai Budaya
Sistem nilai budaya adalah konsepsi-konsepsi
tentang nilai yang hidup dalam alam pikiran sebagian besar anggota masyarakat,
dan berfungsi sebagai pedoman tertinggi bagi sikap mental, cara berfikir, dan
tingkah laku mereka. System nilai budaya adalah hasil pengalaman hidup yang
berlangsung dalam kurun waktu yang lama, sehingga menjadi kebiasaan yang
berpola. Sistem nilai budaya yang berpola merupakan gambaran sikap dan tingkah
laku anggota masyarakat yang diwujudkan dalam bentuk sikap dan perbuatan dalam
hidup bermasyarakat.
2.
Alasan Perubahan Sistem Nilai Budaya.
Ada beberapa alasan mengapa terjadi pergeseran dan
perubahan tentang system nilai budaya menurut Munandar Sulaiman, antara lain;
a. Jarak komunikasi antar etnis
b. Pelaksanaan pembangunan
c. Kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi
3.
Dampak Perubahan Sistem Nilai Budaya
Apabila terjadi perubahan pada system nilai budaya
maka akan terjadi juga perubahan sikap mental, pola pikir, dan pola tingkah
laku anggota masyarakat dalam berbagai aspek kehidupan. Aspek kehidupan manusia
dapat dibedakan menjadi dua yaitu manusiawi dan tidak manusiawi. Aspek
kehidupan manusiawi diungkapkan sesuai dengan system nilai budaya sebagai
pandanagan hidup, melalui sikap salaing menyayangi, melindungi, menghargai, dan
lainnya yang dirasakan sebagai keindahan hidup. Sebaiknya aspek kehidupan tidak
manusiawi diungkapkan melalui sikap dan perbuatan yang merugikan, menggelisahkan,
dan menjadikan manusia menderita. Ungkapan berbagai aspek kehidupan akan
dijabarkan menjadi beberapa tema pengkajian Ilmu Sosial Budaya Dasar
B.
MASALAH KEMANUSIAAN
1.
Hakikat Manusia Sama
Manusia diciptakan Tuhan sama,
mempunyai cipta, rasa, dan karsa. Sebagai makhluk budaya manusia selalu
menginginkan yang benar, baik dan bermanfaat. Sifat ini disebut manusiawi.
Sebab manusia memang diciptakan sama dan universal. Namun dalam menghadapi
lingkungan alam dan sosial budaya manusia tidak saja menunjukkan kesamaan,
tetapi juga perbedaan dan ketidak seragaman, maka dari itu manusia berupaya
untuk menciptakan kesatuan pandangan guna mencegah terjadinya hal-hal yang
tidak manusiawi.
2.
Manusia Sebagai Subjek dan Objek
Dalam mengkaji masalah kemanusiaan, manusia
menempati posisi ganda yaitu, tidak hanya sebagai subjek tetapi juga menjadi
objek. Tema maslah kemanusiaan diarahkan kepada;
-
Diri manusia
nilai-nilai kemanusiaan
-
Hubungan
manusia dengan manusia, dengan alam, dan dengan Tuhan
3.
Tema Kajian Masalah Manusia
Tema-tema yang menjadi kajian pokok Ilmu Sosial
Buaya antara lain;
-
Keindahan dan
keburukan
-
Kasih sayang
dan kebencian
-
Tanggung
jawab dan ketidak pedulian
-
Keadilan dan
kesewenang-wenangan
-
Kegelisahan
dan ketentraman
-
Penderitaan
dan kebahagiaan
-
Harapan dan
keberhasilan
BAB VIII
MASYARAKAT
DAN PANDANGAN HIDUP
A.
Tipe Pandangan Hidup
1. Konsep
Pandangan Hidup
Pandangan hidup adalah hasil dari pemikiran dan
pengalaman yang berupa nilai-nilai kehidupan yang memberi manfaat, sehingga
dijadikan pegangan, pedoman, pengarahan, atau petunjuk hidup. Dilihat dari segi
pola kehidupan masyarakat, pandangan hidup dibagi menjadi dua, yaitu pandangan
hidup modern dan pandangan hidup tradisional. Pandangan hidup tradisional
merupakan gambaran pola hidup berdasarkan norma-norma kehidupan tradisional.
Sedangkan pandangan hidup modern didasarkan atas kekuasaan yang intinya
kekuatan dan paksaan.
2. Bermacam
tipe pandangan hidup
Panadngan hidup digolongkan menjadi lima macam;
Pandangan hidup liberalisme, pandangan hidup sosialisme, Pandangan hidup
komunisme, Pandangan hidup religius, Pandangan hidup sosialisme religius.
B.
Unsur-Unsur Pandangan Hidup
Konsep pandangan hidup meliputi
unsur-unsur: cita-cita, kebajikan,
usaha, dan keyakinan/kepercayaan. Keempat unsure tersebut merupakan satu
kesatuan yang tidak dapat dipisahkan. Cita-cita adalah apa yang diinginkan,
tujuan yang kehendak dicapai adalah kebijakan, yaitu segala hal yang baik dan
bermanfaat yang membuat manusia tertib, damai, tentram, sejahtera, dan bahagia.
Usaha dan perjuangan adalah kerja yang dilandasi keyakinan diri yang diukur
atas kemampuannya, jasmani dan iman terhadap Tuhan Yang Maha Esa.
BAB IX
KEINDAHAN
DAN KEBURUKAN
A.
Keindahan dan Estetika
1.
Konsep Keindahan
Indah merupakan konsep konkret hasil tanggapan
terhadap suatu objek. Indah dalam bahasa yunani disebut aesthesis, diserap
kedalam bahasa Indonesia disebut estetis, artinya sifat indah, yaitu nilai
kualitas dari suatu objek. Sedangkan keindahan sendiri akan mempunyai makna
yang abstrak jika tidak dihubungkan dengan suatu objek atau bentuk.
2.
Estetis dan Estetika
Estetika adalah ilmu yang mempelajari tentang
sifat estetis suatu objek. Objek telah estetika meliputi;
-
Rasa
keindahan (Sense of Beauty)
-
Sifat
keindahan (Nature of Beauty)
-
Norma
keindahan (Norms of Beauty)
-
Cara
menanggapi keindahan (Way of Sensing Beauty)
-
Cara
memperbandingkannya (Way of Comparing Beauty)
3.
Sifat Keindahan
Sifat keindahan bersumber dari unsur rasa yang ada
dalam diri manusia, yang memberi pertimbangan bahwa keindahan adalah kebaikan
dan dibenarkan oleh akal.
Sifat-sifat keindahan antara lain 1) Baik, 2)
Asli, 3) Abadi, 4) Wajar, 5)
Nikmat, 6) Biasa, 7) Relatif.
B.
Keindahan Dan Kebudayaan
1.
Hubungan dengan Kebudayaan
Dalam hal keindahan, terdapat hubungan antara
estetis dan kebudayaan. Estetis adalah rasa yang terdapat dalam diri manusia
sebagai unsur budaya, sedangkan kebudayaan adalah pantulan dari estetis dalam
diri manusia, baik yang berupa sikap dan perilaku maupun yang berupa karya
cipta.
2.
Keindahan dalam Kebudayaan
Apabila dalam diri manusia sudah terbiasa
berkembang rasa keindahan, setiap wujud penampilannya selalu menyenangkan,
menggembirakan, menarik perhatian, dan tidak membosankan orang lain. Dalam
kebudayaan terdapat keindahan yang senantiasa dipelihara kelestarian dan
kelangsungannya, misalnya kehalusan tutur bahasa kerapian cara berpakaian, dan
kemegahan prasasti-prasasti peninggalan nenk moyang dan lain sebagainya. Maka
manusia harus benar-benar menjaga kelestarian keindahan, karena keindahan
menentukan kelestarian dan kelangsungan suatu kebudayaan.
3.
Keindahan dan Karya Cipta
a.
Kontemplasi dan Ekstasi
Kontemplasi adalah dasar dalam diri
manusia untuk menciptakan sesuatu yang indah, dalam konteksnya dengan keindahan
kontemplasi merupakan perenungan, pemikiran dan penatapan tentang sesuatu yang
indah dan ini cara mengisi waktu yang menyenangkan. Dan ekstasi adalah
kegembiraan luar biasa mengenai sesuatu, dalam konteksnya dengan keindahan
ekstasi adalah perasaan gembira dan senang melihat atau mengalami sesuatu yang
indah.
Apabila kedua dasar tersebut
dihubungkan dengan objek luar diri manusia, akan terjadi penilaian bahwa
sesuatu itu indah. Apabila dihubungkan dengan kreativitas, kontemplasi
merupakan faktor pendorong untuk menciptakan sesuatu yang indah, sedangkan
ekstasi merupakan faktor pendorong untuk merasakan dan menikmati sesuatu yang
indah.
b.
Keindahan, keserasian, kehalusan
Dalam keindahan tercermin unsur
keserasian dan kehalusan. Keserasian adalah kemampuan menata sesuatu yang dapat
dinikmati orang lain karena indah. Sedangkan kehalusan adalah kemampuan
menciptakan sikap, perilaku, perbuatan, tutur kata, ataupun cara berbusana yang
menyenangkan, menarik perhatian, dan menggembirakan akan orang lain. Dari kedua
faktor tersebut, maka akan timbullah keindahan yang dimaksud.
c.
Kreativitas dan daya cipta
Keindahan adalah bagian dari kehidupan
manusia yang bersifat kodrati, karenanya manusia selalu berusaha untuk
menciptakan keindahan. Untuk memnuhi keindahan tersebut maka manusia berkreasi
dan berkreativitas untuk menciptakan dan menghasilkan karya cipta. Karya cipta
didasari dan dipengaruhi dari pengalaman ataupun kenyataan yang telah
direnungkan, ditimbang, dinilai, sehingga menghasilkan suatu karya yang indah,
yang bisa dinikmati oleh orang lain.
BAB X
KASIH
SAYANG
Hubungan
dan Ungkapan Kasih Sayang
1.
Konsep Kasih Sayang
Kasih sayang bersumber dari unsur rasa
dalam dirimanusia, ungkapan perasaan yang dibenarkan oleh akal, dan
direalisasikan oleh karsa dalam bentuk tingkah laku dan perbuatan yang
bertanggung jawab. Dalam rumusannya kasih sayang dapat diuraikan menjadi lima
unsur yaitu;
a. Perasaan sayang, yang meliputi cinta, senang,
suka, dan belas kasihan.
b. Kepada sesuatu, yaitu kepada objek.
c. Diungkapkan secara nyata, yaitu dalam bentuk
sikap.
d. Penuh tanggung jawab
e. Pengabdian dan pengorbanan
2.
Hubungan Kasih Sayang
Hubugan kasih sayang terjadi antara
manusia dan manusia, antara manuisa dan alam lingkungan, serta antara manusia
dan hutan. Hubungan kasih sayang antara manusia dengan manusia masih bias
digolongkan lagi menjadi kasih sayang antara orang tua dan anak, kasih sayang
antara pria dan wanita, kasih sayang antar sesama manusia karena hal tertentu.
3.
Ungkapan Kasih Sayang
Kaih sayang dapat diungkapkan dengan
berbagai cara, contohnya;
a. Melalui kata-kata dan pernyataan
b. Bentuk tulisan, telegram, dan facsimile
c. Gerakan
d. Media
BAB XI
TANGGUNG
JAWAB DAN KESADARAN
A.
Konsep Tanggung Jawab dan Alasannya
1.
Konsep Tanggung Jawab
Dalam hubungannya dengan manusia lain, lingkungan,
dan tuhan manusia dituntut untuk memnuhi kewajiban serta haknya. Konsep
tanggung jawab berkenan dengan pemenuhan kewajiban mengcakup dua hal, yaitu
tanggung jawab negatif dan tanggung jawab negatif (Tidak bertanggung jawab).
Kewajiban dan hak ditimbulkan dari beberapa factor, yaitu adanya perjanjian
2.
Adanya moralitas pada diri manusia,
dan adanya ciptaan-ciptaan tuhan yang menuntut
manusia untuk bertanggung jawab sesuai 4 norma kehidupan beragama.
Secara terarah konsep tanggung jawab adalah,
bertanggung jawab kepada diri sendiri, manusia lain, lingkungan dan Tuhan
3.
Kesadaran Bertanggung Jawab
Tanggung jawab timbul karena adanya kesadaran atau
pengertian atas segala perbuatannya bagi diri sendiri, orang lain, lingkungan,
dan Tuhan. Timbulnya kesadaran itu sendiri karena manusia hidup bermasyarakat
dan juga hidup di lingkungan alam. Tanggung jawab adalah ciri manusia yang
beradab. Manusia merasa dirinya bertanggung jawab karena dia menyadari akibat
perbuatannya salah atau benar. Agar kesadaran bertanggung jawab dapat tumbuh
dan ditingkatkan, perlu ditempuh upaya pendidikan, penyuluhan, keteladanan, dan
ketakwaan kepada Tuhan.
B.
Kewajiban dan Tanggung Jawab
1.
Kebutuhan dan Kewajiban
Setiap manusia mempunyai kebutuhan yang berada,
untuk memenuhi kebutuhan itu diperlukan perjuangan, yaitu usaha untuk memenuhi
kebutuhan itu sendiri, maka dari sinilah timbul kewajiban dan tanggung jawab.
2.
Tipe Tanggung Jawab
-
Tanggung
Jawab kepada diri sendiri
-
Tanggung
Jawab kepada keluarga
-
Tanggung
Jawab kepada sesama manusia
-
Tanggung
Jawab kepada alam lingkungan
-
Tanggung
Jawab kepada Tuhan
C.
Pengabdian dan Pengorbanan
1.
Perbuatan Mulia Tanpa Pamrih
Tanggug jawab dapat juga diwujudkan melalui
pengabdian dan pengorbanan, baik kepada sesama manusia, alam lingkungan, dan
Tuhan Sang Pencipta. Pengabdian lebih ditujukan pada perbuatan baik untuk
kepentingan pihak lain, sedangkan pengorbana lebih ditujukan pada pemberian
sesuatu untuk kepentingan pihak lain. Dalam prakteknya pengabdian selalu
dituntut pengorbanan, tetapi pengorbanan belum tentu menuntut pengabdian.
2.
Pengorbanan dan Pengabdian Wujud Tnaggung Jawab
Pengabdian sifatnya terus-menerus, dalam waktu
lama dan tidak hanya sepintas, maka dalam pengabdian selalu disertai dengan
pengorbanan dan ini adalah wujud tanggung jawab dari seorang manusia terhadap
diri sendiri, sesama, lingkungan juga terhadap Tuhan.
BAB XII
KEADILAN
DAN KESEWENANG-WENANGAN
A.
Adil dan Rasa Keadilan
1.
Konsep Adil dan Rasa Keadilan
Adil adalah tidak sewenang-wenang terhadap diri
sendiri maupun kepada pihak lain, jadi konsep adil berlaku untuk diri sendiri
sebagai individu, pihak lain sebagai anggota masyarakat, kepada alam lingkungan
dan Tuhan sang Pencipta. Adil bersifat kodrati yang sudah dibekalkan Tuhan
kepada manusia, rasa keadilan mendorong manusia untuk berbuat benar (akal),
berbuat baik (rasa),berbuat jujur (karsa), dan bermanfaat. Setiap manusia pasti
akan mangalami perlakuan adil dan tidak adil, karena manusia adalah makhluk
budaya maka manusia jugalah yang dapat menciptakan keadilan dan menghapus
kesewenang-wenangan.
2.
Perlakuan adil dan tidak adil
a.
Perlakuan Adil
Setiap manusia dapat melihat perlakuan
adil dari sudut pandang masing-masing, sehingga tanggapannya mungkin sama
berbeda. Ketidaksamaan pandangan ini terletak pada nilai dan bobot kualitas
perlakuannya, walaupun yang satu dan yang lain memandang perlakuan itu sebagai
perlakuan adil, karena nilai bobot kualitas perlakuannya berbeda, maka
timbullah gradasi perlakuan dari perlakuan
adil ke perlakuan kurang adil. Sampai keperlakuan tidak adil.
b.
Perlakuan Tidak Adil
Apabila perlakuan manusia tidak
disadari oleh rasa keadilan, yang akan terjadi adalah perlakuan tidak adil.
Perlakuan tidak adil adalah perlakuan yang
sewenang-wenang. Akibat perlakuan tersebut adalah penderitaan dan ketidak
pastian. Kehidupan manusia jadi tidak menentu, tidak tenteram dan gelisah,
bahkan mungkin menyebabkan kematian.
B.
Keadilan Manusia dan Keadilan Tuhan
1.
Pengakuan Kepada Perlakuan Adil
Perlakuan adil sesama manusia mendapat pengakuan
secara universal dalam HAM Declaration of Human Right. Pengakuan tersebut
bermula dari Declaration of Independence Amerika 1776. di Indonesia pengakuan
bias dibaca di pemukaan Undang-Undang Dasar 1945, dan Undang-Undang no. 31
tahun 1999 tentang Hak Azazi Manusia.
2.
Keadilan Manusia
Keadilan antara manusia dibedakan menjadi tiga;
a.
Keadilan Koordinat
Keadilan koordinat terjadi dalam
hubungan antara sesama anggota masyarakat (anggota kelompok). Dalam hubungan
tersebut, kedudukan semua pihak adalah setara, sejajar, dan tidak melebihi satu
sama lain.
b.
Keadilan Subordinat
Keadilan Subordinat terjadi dalam
hubungan rakyat kepada penguasanya, warga negara terhadap pemerintah. Apabila
rakyat telah memilih dan mengangkat pemimpinnya sebagai penguasa, penguasa
wajib memenuhi tuntutan rakyat secara wajar dan adil.
c.
Keadilan Superordinat
Keadilan Superordinat terjadi dalam
hubungan dari penguasa kepada rakyatnya, pemerintah kepada warga negara,
pemimpin terhadap anggotanya. Dalam hubungan ini inisiatif pelaksanaan memenuhi
kebutuhan dari atasan kepada bawahan yang merupakan negoisasi dari janji
penguasa ketika diangkat menjadi atasan akan menjadikan keadaan adil terhadap
bawahannya.
3.
Keadilan Tuhan
Keadilan tuhan terjadi dalam hubungan manusia
dengan Tuhannya, keadilan Tuhan bersifat mutlak. Tuhan adalah pencipta segala
yang ada dilangit dan bumi. Karena manusia adalah makhluk Tuhan, sudah adil
apabila dalam hubungan manusia dengan Tuhan, menusia mengabdikan dirinya kepada
Tuhan.
4.
Usaha Menciptakan Keadilan
Usaha yang dapat ditempuh untuk menciptakan
keadilan, antara lain;
a. Takwa kepada Tuhan Yang Maha Esa
b. Meningkatkan penguasaan ilmu pengetahuan dan
tehnologi
c. Mengenal seni dan karya seni
d. Menganut pola hidup sederhana
e. Banyak memperoleh informasi mengenai kehidupan
manusia yang berjuang menumbuhkan keadilan
f.
Pemulihan
bagi yang terkena ketidak adilan
BAB XIII
KEGELISAHAN
DAN PENYEBABNYA
1.
Konsep Kegelisahan
Kegelisahan yang berasal dari kata
gelisah artinya perasaan tidak tentram, tidak tenang, tidak sabar lagi, cemas
dan khawatir. Kegelisahan adalah gejala universal, yang bersifat kejiwaan, dan
ada pada manusia manapun.
Factor-factor yang mempengaruhi
kegelisahan antara lain;
a. ketidak pastian suatu keadaan tertentu
b. ketidak pastian dari perbuatan orang lain
c. keterasingan
d. kesepian
e. dll
Pada dasarnya kegelisahan merupakan
perasaan manusia yang takut akan kehilangan sesuatu yang berharga dalam
hidupnya, kegelisahan seseorang bias dilihat dari tingkah laku dan gerak-gerik
seseorang yang lain dari biasanya.
2.
Kegelisahan, pengaruhnya, dan harapan
Kegelisahan yang terjadi pada
seseorang akan berpengaruh secara psikologis, tidak hanya pada kehidupan
peribadi tetapi juga terhadap kehidupan orang lain.kegelisahan pada dasarnya
terjadi karena ketidak pastian, keterasingan, kesepian, akibat sikap dan
perbuatan diri sendiri. Dampak pada kegelisahan contohnya kehilangan harga diri
atau martabat, hilangnya nam baik di masyarakat, bahkan hilangnya kepercayaan
maupun jabatan. Ketidakpastian, ketersaingan dan kesepian dapat terjadi saling
kait mengkait satu sama lain. Ketiga factor penyebab kegelisahan tersebut harus
mengenai nilai-nilai kemanusian yang bersifat unik yaitu menyentuh harkat dan
martabat manusia.
Dampak negatif kegelisahan menimbulkan
kerugian atau kehilangan karena tidak adanya lagi harapan, dan dampak
positifnya manusia bias lebih terdorong untuk mencari kesempurnaan, menjadi
lebih kreatif dan produktif.
BAB XIV
PENDERITAAN
DAN PENYEBABNYA
A.
Harapan dan Kebutuhan
1.
Konsep Harapan
Harapan berarti suatu keinginan supaya sesuatu itu
menjadi kenyataan atau tercapai. Dalam konsepnya harapan dapat dijabarkan
sebagai berikut; keinginan manusia agar kebutuhan hidupnya dapat menjadi
kenyataan karena usaha yang dilandasi kemampuan yang menyakinkan.
2.
Perjuangan Mengatasi Penderitaan
Pembebasan dari penderitaan pada hakikatnya
meneruskan kelangsungan hidup. Manusia tidak boleh pesimis, karena Tuhan memang
menakdirkan manusia untuk bahagia dan menderita, maka manusia harus optimis
dalam berusaha mengatasi kesulitan hidup.
B.
Penyebab Penderitaan
Faktor-faktor yang mempengaruhi
penderitaan:
1. Perbuatan buruk manusia
a. Perbuatan buruk kepada orang lain
b. Perbuatan buruk kepada alam lingkungan
2. Perkawinan, Perceraian, Kematian
3. Penyakit, Siksaan dan Azab Tuhan
C.
Pengaruh Penderitaan
1. Pengaruh Negatif
a. Penyesalan karena tidak bahagia
b. Sikap kecewa
c. Putus asa
d. Bunuh diri
2. Pengaruh Positif
a. Sikap optimis mengatasi penderitaan hidup
b. Lebih kreatif dan produktif
c. Tidak mudah menyerah pada keadaan
BAB XV
HARAPAN
DAN KEBERHASILAN
A.
Harapan dan Kebutuhan
1.
Konsep harapan
Harapan berarti suatu keinginan supaya sesuatu itu
menjadi kenyataan atau tercapai. Dalam konsepnya harapan dapat dijabarkan
sebagai berikut; keinginan manusia agar kebutuhan hidupnya dapat menjadi
kenyataan karena usaha yang dilandasi kemampuan yang menyakinkan.
2.
Keinginan dan Kebutuhan
Harapan selalu dilatarbelakangi oleh masalah
kehidupan yang berfokus pada kebutuhan hidup, yang bertujuan untuk mewujudkan
kesejahteraan dan kebaikan. Maka, harapan selalu menumbuhkan sikap positif,
optimis, dan kreatif, karena ada unsur yang menentukan, yaitu usaha yang sudah
dirintis serta yang didukung oelh kemampuan. Keinginan ada tiga macam yaitu
angan-angan, cita-cita, harapan.
B.
Percaya diri mengatasi kesulitan
1.
Percaya Diri
Untuk membangkitkan sikap percaya diri manusia
diharapkan mempunyai kemampuan fisik (Jasmani), dan intelektual (Skill,
professional), sehingga dengan kemampuan yang dimilikinya tersebut manusia
percaya bahwa suatu usaha akan berhasil. Tapi sifat percaya diri tidaklah
mutlak karena masih ada lagi kekuatan yang lebih di atas manusia yaitu Tuhan,
sehingga manusia tidak berbuat takabbu
2.
Gairah Mengatasi Kesulitan
dalam setiap usaha untuk mewujudkan harapan,
pastilah akan ditemukan hambatan dan kesulitan. Untuk mengatasi hal-hal
tersebut maka manusia layaknya meningkatkan kemampuan yang dimilikinya, dengan
cara;
a.
meningkatkan pendidikan atau pelatihan baik formal ataupun non formal
b. Meningkatkan pengalaman
c. Banyak komunikasi
d. Banyak memperoleh informasi tentang keberhasilan
e. Banyak mengatasi gejala kehidupan manusia
f.
Mempertebal
keyakinan terhadap Tuhan Yang Maha Esa
C.
Keberhasilan dan Kegagalan
1.
Konsep Keberhasilan
Keberhasilan adalah pencapaian hasil usaha
seseorang berdasarkan kemampuan yang dimilikinya. Untuk memnuhi standar
keberhasilan individual (individual welfare), setiap orang harus meningkatkan
kemampuannya masing-masing, baik dari segi skill, professional dan pendidikan,
sehingga ketika kemampuan yang dimiliki setiap individual telah memadai, maka
terciptalah individual welfare. Apabila keberhasilan individu telah terapai dan
berkembang dikalangan banyak orang, dan menyejahterakan masyarakat luas, maka
disebutlah sebagai keberhasilan masyarakat (social welfare)
2.
Faktor Pendukung Keberhasilan
Untuk menuju keberhasilan, factor-faktor
pendukungnya sangat banyak, antara lain;
a. Kemauan kerja keras, jujur, disiplin, dan
idealisme
b. Keahlian dan professional di bidangnya
c. Fasilitas
d. Perencanaan yang baik dan sempurna
e. Tujuan sebagai ukuran keberhasilan
Keberhasilan memiliki dua kemungkinan yaitu semu
dan nyata, keberhasilan nyata adalah yang sebagai berikut;
a. Menyejahterakan individu dan masyarakat luas
b. Menciptakan keseimbangan, keselarasan, dan
keserasian dengan alam lingkuangan
3.
Dampak Keberhasilan
Keberhasilan mempunyai dua dampak yaitu positif
dan negatif;
- Dampak Positif
a. Pemantapan percaya diri karena adanya kemampuan
b. Mempertebal keimanan
c. Penghargaan pada harkat dan martabat manusia
d. Pengembangan IPTEK
e. Kemakmuran dan keadilan masyarakat
- Dampak Negatif
a. Takabbur
b. Individualisme
c. Sombong
d. Memperlemah Iman
e. Tidak Adil
4.
Kegagalan dan Dampaknya
Kegagalan adalah usaha yang tidak mencapai tujuan
yang ditetapkan. Kegagalan ada dua yaitu nyata dan semu. Kegagalan nyata adalah
kegagalan yang tanpa hasil sama sekali. Kegagalan semu adalah kegagalan tapi
masih memiliki hasil yang tidak sempurna.
Dampak positif kegagalan;
a. Dasar untuk mengkoreksi diri
b. Peringatan bahwa ada yang lebih kuasa yaitu Tuhan
c. Dasar untuk membangkitkan kreatifitas mengatasi
kegagalan
d. Pendorong perjuangan masa depan
Dampak negatif kegagalan;
a. Frustasi/Putus asa
b. Rendah Diri
c. Memperlemah Iman
d. Murtad/Bunuh Diri
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Selamat Datang Di Blogger Ignasius Fandy Jayanto