MATEMATIKA ITU MUDAH
Abstrak
Matematika adalah pelajaran yang sangat penting dan harus dikuasai oleh siswa. Karena matematika adalah ilmu yang mencakup ilmu-ilmu pengetahuan yang lain. Meskipun tidak dikuasai secara penuh, paham konsep saja itu sangatlah cukup. Matematika di sekolah sering dijadikan hal yang membebani para siswa-siswanya.
Bukan karena gurunya, tetapi karena kurang senangnya siswa dalam mempelajari matematika. Kebanyakan siswa merasa tegang dan tertekan pada saat pelajaran matematika. Ini yang mungkin membuat ilmu matematika itu sulit masuk ke dalam pemikiran siswa. Anggapan-anggapan tidak benar tentang matematika harus kita buang jauh-jauh. Tentunya ini adalah tugas kita sebagai generasi penerus untuk menghapus dan membuang jauh-jauh anggapan yang tidak benar tentang matematika.
Kata Kunci: Matematika, mitos, bilangan, belajar dan metode
Pendahuluan
Matematika adalah suatu mata pelajaran yang tidak pernah terlepas dari siswa ketika masih sekolah tingkat dasar sampai sekolah tingkat atas. Matematika adalah suatu mata pelajaran yang mencakup semua mata pelajaran yang lain. Mata pelajaran fisika membutuhkan matematika untuk menghitung, salah satunya yaitu kecepatan.
Kimia menggunakan matematika untuk menghitung laju reaksi dan tentang kimia yang lain. Biologi juga menggunakan matematika untuk menghitung populasi, pembelahan sel, dan lainnya. Ekonomi membutuhkan ilmu berhitung matematika. Geografi dan sejarah pun juga sangat membutuhkan ilmu matematika. Tetapi mengapa sampai saat ini matematika masih tetap ditakuti dan dianggap tidak penting oleh banyak siswa.
Tidak sedikit orang yang sangat tidak suka dengan mata pelajaran matematika. Ini mungkin disebabkan oleh banyaknya mitos-mitos buruk mengenai matematika. Mitos-mitos yang mengatakan bahwa matematika itu abstrak, tidak nyata. Apa artinya sinus, cosines dan tangent dalam kehidupan sehari-hari. Matematika itu terlalu banyak rumus dan banyak mitos-mitos lainnya. Ini adalah hal yang tidak benar.
Oleh karena mitos-mitos buruk tersebut, akibatnya banyak siswa-siswa yang menjadi takut dan enggan untuk belajar matematika. Nilai-nilainya pun tidak menjadi maksimal. Bukan karena tidak mampu untuk menguasai matematika, hanya saja dari awalnya mereka sudah terpengaruh oleh mitos-mitos sesat mengenai matematika. Sehingga mereka menjadi malas untuk mempelajari matematika. Selain karena mitos-mitos aneh tersebut, banyak juga siswa yang dari awalnya memang tidak menyukai matematika. Itu mungkin karena menurut mereka tidak ada yang unik dalam matematika. Hanya menghitung begitu-begitu saja. Sangat membosankan. Padahal di dalam matematika itu ada sangat banyak keunikan-keunikan yang sangat menakjubkan.
1. Mitos-mitos sesat mengenai matematika.
Pertama, matematika adalah ilmu yang sangat sulit. Sehingga hanya siswa-siswa dengan IQ tertentu saja yang dapat memahaminya. Tentunya ini adalah yang sangat memprihatinkan. Meskipun matematika bukan merupakan ilmu yang paling mudah, tetapi untuk mempelajarinya adalah cukup mudah.
Dibandingkan dengan ilmu-ilmu lainnya yang relatif menghafal, matematika hanya perlu memahami konsep dan mencoba mengerjakan soal. Misalnya saja kita bandingkan. Berapakah hasil dari 4 + 17? Dan siapakah presiden Negara Republik Indonesia? Tentu jawaban dari soal pertama sudah sangatlah jelas, yaitu 21. Meskipun pertanyaan seperti itu muncul lagi pada 20 tahun yang akan datang, jawabannya akan tetap sama, yaitu 21.
Berbeda dengan pertanyaan kedua yang mempunyai jawaban berbeda jika ditanyakan saat ini, 20 tahun mendatang atau 10 tahun yang lalu. Memahami matematika sebenarnya tidak perlu menghafal. Hanya perlu memahami konsep dasar. Jika kita sudah benar-benar memegang konsep dasar dari ilmu matematika tersebut, tentunya kita akan mudah menguasai matematika.
Kedua, Matematika adalah ilmu hafalan rumus-rumus yang sangat banyak jumlahnya. Ini tentu sangat bertentangan dengan matematika yang sesungguhnya. Matematika bukanlah ilmu yang harus menghafal rumus. Apa artinya jika rumus-rumusnya hafal tetapi penempatannya salah. Tidak ada ertinya hafal rumus tetapi dalam penerapannya atau dalam pemakaiannya tidak tahu. Yang terpenting adalah memahami konsep.
Matematika adalah pelajaran yang sangat penting dan harus dikuasai oleh siswa. Karena matematika adalah ilmu yang mencakup ilmu-ilmu pengetahuan yang lain. Meskipun tidak dikuasai secara penuh, paham konsep saja itu sangatlah cukup. Matematika di sekolah sering dijadikan hal yang membebani para siswa-siswanya.
Bukan karena gurunya, tetapi karena kurang senangnya siswa dalam mempelajari matematika. Kebanyakan siswa merasa tegang dan tertekan pada saat pelajaran matematika. Ini yang mungkin membuat ilmu matematika itu sulit masuk ke dalam pemikiran siswa. Anggapan-anggapan tidak benar tentang matematika harus kita buang jauh-jauh. Tentunya ini adalah tugas kita sebagai generasi penerus untuk menghapus dan membuang jauh-jauh anggapan yang tidak benar tentang matematika.
Kata Kunci: Matematika, mitos, bilangan, belajar dan metode
Pendahuluan
Matematika adalah suatu mata pelajaran yang tidak pernah terlepas dari siswa ketika masih sekolah tingkat dasar sampai sekolah tingkat atas. Matematika adalah suatu mata pelajaran yang mencakup semua mata pelajaran yang lain. Mata pelajaran fisika membutuhkan matematika untuk menghitung, salah satunya yaitu kecepatan.
Kimia menggunakan matematika untuk menghitung laju reaksi dan tentang kimia yang lain. Biologi juga menggunakan matematika untuk menghitung populasi, pembelahan sel, dan lainnya. Ekonomi membutuhkan ilmu berhitung matematika. Geografi dan sejarah pun juga sangat membutuhkan ilmu matematika. Tetapi mengapa sampai saat ini matematika masih tetap ditakuti dan dianggap tidak penting oleh banyak siswa.
Tidak sedikit orang yang sangat tidak suka dengan mata pelajaran matematika. Ini mungkin disebabkan oleh banyaknya mitos-mitos buruk mengenai matematika. Mitos-mitos yang mengatakan bahwa matematika itu abstrak, tidak nyata. Apa artinya sinus, cosines dan tangent dalam kehidupan sehari-hari. Matematika itu terlalu banyak rumus dan banyak mitos-mitos lainnya. Ini adalah hal yang tidak benar.
Oleh karena mitos-mitos buruk tersebut, akibatnya banyak siswa-siswa yang menjadi takut dan enggan untuk belajar matematika. Nilai-nilainya pun tidak menjadi maksimal. Bukan karena tidak mampu untuk menguasai matematika, hanya saja dari awalnya mereka sudah terpengaruh oleh mitos-mitos sesat mengenai matematika. Sehingga mereka menjadi malas untuk mempelajari matematika. Selain karena mitos-mitos aneh tersebut, banyak juga siswa yang dari awalnya memang tidak menyukai matematika. Itu mungkin karena menurut mereka tidak ada yang unik dalam matematika. Hanya menghitung begitu-begitu saja. Sangat membosankan. Padahal di dalam matematika itu ada sangat banyak keunikan-keunikan yang sangat menakjubkan.
1. Mitos-mitos sesat mengenai matematika.
Pertama, matematika adalah ilmu yang sangat sulit. Sehingga hanya siswa-siswa dengan IQ tertentu saja yang dapat memahaminya. Tentunya ini adalah yang sangat memprihatinkan. Meskipun matematika bukan merupakan ilmu yang paling mudah, tetapi untuk mempelajarinya adalah cukup mudah.
Dibandingkan dengan ilmu-ilmu lainnya yang relatif menghafal, matematika hanya perlu memahami konsep dan mencoba mengerjakan soal. Misalnya saja kita bandingkan. Berapakah hasil dari 4 + 17? Dan siapakah presiden Negara Republik Indonesia? Tentu jawaban dari soal pertama sudah sangatlah jelas, yaitu 21. Meskipun pertanyaan seperti itu muncul lagi pada 20 tahun yang akan datang, jawabannya akan tetap sama, yaitu 21.
Berbeda dengan pertanyaan kedua yang mempunyai jawaban berbeda jika ditanyakan saat ini, 20 tahun mendatang atau 10 tahun yang lalu. Memahami matematika sebenarnya tidak perlu menghafal. Hanya perlu memahami konsep dasar. Jika kita sudah benar-benar memegang konsep dasar dari ilmu matematika tersebut, tentunya kita akan mudah menguasai matematika.
Kedua, Matematika adalah ilmu hafalan rumus-rumus yang sangat banyak jumlahnya. Ini tentu sangat bertentangan dengan matematika yang sesungguhnya. Matematika bukanlah ilmu yang harus menghafal rumus. Apa artinya jika rumus-rumusnya hafal tetapi penempatannya salah. Tidak ada ertinya hafal rumus tetapi dalam penerapannya atau dalam pemakaiannya tidak tahu. Yang terpenting adalah memahami konsep.
Rumus matematika akan datang dengan sendirinya jika kita benar-benar memegang konsep. Misalnya saja pernyataan berikut. Beberapa bangun datar terdiri dari gabungan dari beberapa segitiga. Luas segitiga sama dengan setengah alas dikalikan tinggi.
Dengan memahami konsep ini, tentu kita tidak perlu menghafal rumus untuk mencari luas trapesium, persegi panjang, layang-layang, dan sebagainya. Kita dapat menemukan rumusnya sendiri dengan menghitungnya melalui konsep dasar yang kita punya.
Ketiga, Matematika adalah abstrak, tidak berhubungan dengan realita, membosankan dan tidak rekreatif. Yang dipelajari memang tidak tampak dalam kehidupan sehari-hari. Tidak seperti fisika yang berhubungan dengan kecepatan, balon udara dan lain-lain. Biologi yang berhubungan dengan tanaman dan hewan. Tetapi matematika menghasilkan sesuatu yang sangat mengagumkan. Komputer yang berawal dari angka 0 dan 1 pada bilangan biner. Gedung-gedung tinggi pencakar langit yang membangunnya dengan perhitungan matematika.
Konsep GPS yang menggunakan dari ilmu kalkulus. Aerodinamis pesawat terbang, Jembatan-jembatan besar dan masih banyak yang lain. Jadi anggapan bahwa matematika tidak ada hubungannya dengan realita itu adalah salah. Mitos selanjutnya yaitu membosankan. Siapa bilang matematika itu membosankan. Meskipun jawaban yang dicari hanya ada satu, tetapi cara mencari jawaban tersebut adalah hal yang sangat menyenangkan. Selain dalam mengerjakannya itu menyenangkan, banyak juga cara atau langkah yang dapat digunakan untuk mencari suatu jawaban dalam sebuah permasalahan matematika. Contohnya saja teorema Pythagoras. Banyak sekali bukti-bukti yang dapat menunjukkan kebenaran teorema Pythagoras. Ada lebih dari 80 bukti untuk membuktikan satu teorema yaitu teorema Pythagoras. Inilah tempat dimana matematika itu tidak membosankan.
2. Sabar dalam belajar matematika
Kebanyakan siswa mengeluh karena matematika itu membingungkan dan terlalu rumit. Seharusnya para pengajar juga harus mengerti bagaimana kondisi murid-muridnya. Apakah mampu jika langsung diberi materi yang belum dikenalnya. Memancing siswa untuk lebih memperhatikan dan berkonsentrasi itu sangat perlu dilakukan oleh setiap pengajar.
Karena tidak semua siswa bisa menangkap dengan mudah tentang konsep-konsep yang ada. Ada yang butuh sampai dua atau tiga kali pengulangan supaya dapat memahami suatu konsep. Bersabar memang adalah kunci kesuksesan. Siapa yang menginginkan kesuksesan, maka dia harus bersabar dalam mencarinya. Sabar tu adalah yang terpenting. Matematika adalah ilmu pemahaman konsep. Sehingga pasti butuh waktu yang cukup lama untuk memahami suatu konsep.
3. Uniknya matematika
Ini sangat perlu diberikan kepada siswa-siswa yang mempelajari matematika. Keunikan-keunikan dalam matematika itu sangat banyak. Dan hal seperti ini wajib disampaikan kepada siswa agar siswa-siswa yang belajar matematika tersebut merasa ingin tahu rahasia-rahasia lain yang ada pada ilmu matematika. Mereka akan menjadi lebih bersemangat untuk belajar matematika. Beberapa hal yang menarik mengenai matematika banyak dijumpai pada sistem bilangan. Misalnya saja selisih dua bilangan berurutan yang dikuadratkan adalah bilanagan ganjil.
Fenomena ini sangatlah unik. Siswa perlu tahu hal yang semacam ini. Dengan harapan agar siswa selalu ingin tahu hal lain yang lebih unik mengenai matematika. Contoh lain misalnya bilangan sempurna. Bilangan sempurna adalah sebuah bilangan positif yang jumlah faktor pembaginya tanpa bilangan itu sendiri adalah sama dengan bilangan tersebut. Bisa juga dikatakan bahwa bilangan sempurna adalah bilangan positif yang jumlah faktor pembaginya termasuk bilangan itu sendiri sebesar dua kali bilangan tersebut.
Contohnya 6. Faktor-faktor dari 6 yaitu 1, 2, 3, dan 6. Jumlah faktor-faktornya kecuali bilangan itu sendiri adalah 1 + 2 + 3 = 6. Jumlah faktor-faktornya sama dengan bilangan awal. Contoh yang lain yaitu 28, 496 dan 8128. Dan masih ada banyak bilangan sempurna yang lain. Tentu ini adalah suatu yang sangat unik. Jika siswa tahu tentang hal seperti ini, siswa akan lebih bersemangat untuk mendalami matematika. Mereka akan merasa penasaran dengan keunikan-keunikan matematika yang lain.
Keunikan yang lain misalnya yaitu jumlah kuadrat yang unik. atau . Dan masih banyak lanjutannya. Hal seperti ini perlu ditunjukkan kepada siswa sedini mungkin. Agar mereka selalu ingin tahu tentang matematika yang lainnya. Sehingga mereka bisa berpikir sendiri tentang keunikan-keunikan lain.
Dengan seperti ini juga berarti membuat siswa menjadi lebih kreatif. Mereka tidak hanya menerima suatu materi dan tidak hanya mendengarkan suatu materi dan mencobanya. Ini sama halnya dengan menganggap siswanya seperti robot. Diberi perintah dan dijalankannya. Diberi materi dan hanya disuruh mengerjakan soal. Ini adalah hal yang tidak akan mengembangkan daya pikir otak siswa.
4. Langkah-langkah menyelesaikan permasalahan matematika
Sebenarnya banyak sekali langkah-langkah dalam menyelesaikan suatu permasalahan matematika. Telah disebutkan di atas bahwa dalam membuktikan teorema Pythagoras saja ada lebih dari 80 cara membuktikan. Tentunya itu semua berbeda langkah. Kebanyakan pengajar hanya memberikan pelajaran yang bersangkutan saja.
Seharusnya para pengajar juga menunjukkan metode penyelesaian yang seperti apa yang cocok untuk mengerjakan soal yang bermacam-macam. Beberapa metode dalam mengerjakan suatu permasalahan matematika adalah mensketsa, menggambar atau membuat daftar. Selain metode seperti itu, perlu juga diperkenalkan kepada siswa kalau ada metode yang melakukan pengerjaannya dari belakang. Ada metode yang dengan melihat pola, menggunakan variabel sebagai perumpamaan, membagi kasus, memanfaatkan kesimetrian dan masih banyak metode-metode yang lain
5. Bersungguh-sungguh dalam belajar matematika
Dan akhirnya ini adalah yang terpenting. Bukan hanya dalam bidang matematika, bersungguh-sungguh itu juga sangat diperlukan untuk segala hal. Tetapi terlalu serius juga tidak begitu baik. Otak kita itu adalah ibarat tubuh kita yang juga menginginkan liburan, bersenang-senang dan yang lain.
Apabila otak kita terus-menerus kita gunakan untuk belajar, itu adalah tidak baik. Otak kita hanya digunakan untuk refreshing saja juga tidak baik. Maka hendaklah harus seimbang antara hiburan dan belajar. Intinya, ketika belajar kita harus benar-benar berkonsentrasi belajar. Bersungguh-sungguh dalam belajar. Meskipun hanya sekedar beberapa menit saja. Dan ketika berlibur, otak kita juga harus berlibur. Yang terpenting adalah bersungguh-sungguh. Meskipun belajar hanya 30 menit, tetapi jika dilakukan dengan serius. Ini akan jauh bermanfaat dari pada belajar berjam-jam tetapi pikirannya berjalan-jalan.
Penutup
Dari semua uraian tersebut dapat disimpulkan bahwa matematika bukanlah hal yang menakutkan. Tentunya harus kita buang jauh-jauh tentang mitos-mitos sesat yang telah beredar di masyarakat luas tersebut. Matematika bukanlah ilmu yang sulit. Bukan hanya anak yang ber-IQ tinggi saja yang bisa menguasai matematika. Bukan hanya siswa yang kaya saja yang mampu menguasai matematika.
Matematika juga bukan merupakan suatu ilmu yang mempunyai paling banyak rumus-rumus yang susah dihafal. Matematika hanya butuh memahami konsep dan tentunya diikuti oleh latihan-latihan soal. Nantinya rumus itu akan tertanam dengan sendirinya di dalam pikiran kita. Buang jauh-jauh tentang mitos-mitos tidak benar yang telah beredar di masyarakat luas. Belajar matematika itu tidak sesulit yang dibayangkan. Asalkan kita serius dan bersabar dalam menghadapinya.
Selain dengan membuang jauh-jauh mitos-mitos sesat tersebut, kita juga harus fun dalam belajar matematika. Belajar dengan perasaan senang itu sangatlah baik. Dengan menggunakan metode-metode yang telah disebutkan di atas. Dan juga dengan cara atau langkah-langkah yang telah diberikan di atas.
Intinya yaitu kita harus merasa senang dalam belajar matematika. Tidak berputus asa dan tetap selalu bersabar. Secara tidak langsung pasti akan membuat belajar matematika menjadi menyenangkan. Dan tentunya matematika bukan menjadi hal yang sulit lagi. Tetapi menjadi suatu hal yang sangat mudah dan penuh tantangan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar
Selamat Datang Di Blogger Ignasius Fandy Jayanto