Data Pribadi Saya

Nama Pemilik: Ig Fandy Jayanto

Alamat Rumah: Seputih Banyak, Kab. Lampung Tengah


Riwayat Pendidikan:

SD N 1 Sumber Baru
SMP N 1 Seputih Banyak
SMA Paramarta 1 {jurusan Ipa 1}
S1 di UM Metro {jurusan FKIP Matematika}

sedang menempuh pendidikan di Universitas Lampung (Unila)

Pekerjaan:
Guru di SMP Paramarta 1 Seputih Banyak
.........
.........
.........


Minggu, 02 Desember 2012

Jabatan Profesional dan Tantangan Guru dalam Pembelajaran



MAKALAH
TUGAS KELOMPOK
“Jabatan Profesional dan Tantangan Guru dalam Pembelajaran
( Diampuoleh Prof. Dr. H. Juhri AM. , M. Pd. )
logo um.jpg
`                                            Di susunoleh:
Prodi                              : PendidikanMatematika/A


FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
2013


KATA PENGANTAR



BISMIL~1
 




Alhamdulillah,
Puji syukur penulis panjatkan kepada Allah ‘Azza wa Jalla atas tersusunnya tugas makalahPROFESIKEPENDIDIKANdenganjudul “JabatanProfesionaldantantangan guru dalampembelajaran” inidenganbaik. Shalawat serta salam semoga selalu tercurahkan kepada Baginda Nabi Muhammad SAW yang menjadi Uswah dan Qudwah setiap muslim di seluruh penjuru bumi ini.
Dalam tugas makalahProfesi kependidikan ini penyusun sangat mengharapkan saran dan kritik yang bersifat membangun dari pembaca, dan pada kesempatan ini juga dengan segala kerendahan hati menyampaikan terima kasih kepada yang terhormat:
1.      Prof. Dr. H. JuhriAM. , M. Pd. selaku Dosen pembimbing
2.      Seluruh pihak yang membantu penulismenyelesaikan tugas ini
Penulis menyadari bahwa tugas makalahini masih banyak kekurangannya tanpa adanya bantuan dari berbagai sumber atau pihak lainnya. Semoga makalahinidapatmemberikanmanfaatbagiparapembacadansemogaAllah SWT selalu menyertai dan meridhoi kita bersama. Amiin.


                                                                         Metro, ….Maret 2013

                                                                                  Penyusun













DAFTAR ISI


HALAMANJUDUDUL.........................................................................          i
KATA PENGANTAR............................................................................          ii
DAFTAR ISI..........................................................................................          iii
BAB   I    PENDAHULUAN................................................................          1
1.      LatarBelakang........................................................................          1
2.      Tujuan.....................................................................................          3
BAB   II    PEMBAHASAN..................................................................          4
1.      Kegiatan Guru dalam Pembelajaran......................................          4
2.      Kondisi dan Asasuntuk Belajar yang Berhasil......................          6
3.      Metode Penyajian..................................................................          8
4.      Belajar Mandiri......................................................................          15
BAB   III   PENUTUP...........................................................................          20
1.      Tanggapan.............................................................................          20
2.      Simpulan................................................................................          21
DAFTARPUSTAKA..............................................................................          v


BAB  I
PENDAHULUAN

1. Latar Belakang

Problem guru merupakan topik yang tidak habis-habisnya dibahas dalam berbagai seminar, diskusi, dan workshop untuk mencari berbagai alternatif pemecahan terhadap berbagai persoalan yang dihadapi oleh guru dalam menjalankan tugasnya sebagai pengajar dan pendidik dilingkungan sekolah. Penyebabnya karena berdasarkan sejumLah penelitian pendidikan, guru diyakini sebagai salah satu faktor yang menentukan tingkat keberhasilan anak didik dalam melakukan proses transformasi ilmu pengetahuan dan teknologi serta internalisasi etika dan moral. Karena itu tidaklah berlebihan apabila para pemerhati pendidikan senantiasa mengarahkan perhatiannya pada persoalan guru dan keguruan.

Masalah yang berkaitan dengan guru dan profesi sebagai guru antara lain persoalan kurang memadainya kualifikasi dan kompetensi guru, rendahnya tingkat kesejahteraan guru, rendahnya etos kerja dan komitmen guru, hingga kepada kurangnya penghargaan masyarakat terhadap guru ( Sidi, Indra Djati:2000). Meskipun pemerintah bersama orang tua dan masyarakat telah melakukan berbagai upaya yang mengarah langsung kepada perbaikan keprofesian guru, namun berbagai dimensi persoalan guru tetap muncul sebagai masalah utama dalam dunia pendidikan nasional ditanah air.

Guru, selain diperhadapkan pada berbagai persoalan internal seperti yang disebutkan tadi, juga mendapat dua tantang eksternal yaitu krisis etika dan moral anak didik serta tantangan menghadapi persaingan bebas diera globalisasi. Diera globalisasi yang penuh dengan persaingan guru diperhadapkan pada kenyataan untuk menghasilkan sumber daya manusia yang bermutu,baik secara intelektual maupun emosional supaya dapat survive dalam persaingan. Karena itu peran seorang guru masa depan harus diarahkan untuk mengembangkan tiga intelegensi sekaligus yakni : intelektual, emosional dan moral. Untuk dapat melaksanakan peran tersebut seorang guru dituntut untuk bekerja secara profesional.
Cukup banyak artikel berupa opini maupun berita yang membahas masalah profesi guru.Banyak pula guru yang membicarakannya dengan mata berbinar karena dengan pengakuan guru professional berarti juga peningkatan kesejahteraan. Satu syarat yang dapat dijadikan indikator guru professional adalah jika dia telah lulus uji sertifikasi. Sesuai dengan Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 20 Tahun 2003 tentang Sistem Pendidikan Nasional, jabatan guru sebagai pendidik merupakan jabatan profesional. Untuk itu profesionalisme guru dituntut agar terus berkembang sesuai dengan perkembangan zaman, ilmu pengetahuan dan teknologi, serta kebutuhan masyarakat termasuk kebutuhan terhadap sumber daya manusia yang berkualitas dan memiliki kapabilitas untuk mampu bersaing di forum regional, nasional, maupun internasional.
Kualitas guru di Indonesia dari beberapa kajian masih dipertanyakan, seperti yang dilaporkan oleh Bahrul Hayat dan Umar (dalam Adiningsih,: 2002). Mereka memperlihatkan nilai rata-rata nasional tes calon guru PNS di SD, SLTP, SLTA, dan SMK tahun 1998/1999 untuk bidang studi matematika hanya 27,67 dari interval 0-100, artinya hanya menguasai 27,67% dari materi yang seharusnya. Hal serupa juga terjadi pada bidang studi yang lain, seperti fisika (27,35), biologi (44,96), kimia (43,55), dan bahasa Inggris (37,57). Nilai-nilai di atas tentu jauh dari batas ideal, yaitu minimum 75% sehingga seorang guru bisa mengajar dengan baik.
Hasil lain yang lebih memprihatinkan adalah penelitian dari Konsorsium Ilmu Pendidikan (Adiningsih:2002) memperlihatkan bahwa 40% guru SMP dan 33% guru SMA mengajar bidang studi di luar bidang keahliannya. Paparan ini menggambarkan sekilas kualitas guru di Indonesia, bagimana dapat dikatakan profesional jika penguasaan materi mata pelajaran yang diampu masih kurang, dan bagaimana dikatakan profesional jika masih ada 33% guru yang mengajar diluar bidang keahliannya.Ironis memang ditengah komitmen kita untuk mengedepankan budaya mutu dalam mengantisipasi era persaingan ternyata kualitas guru sebagai ujung tombak pendidikan masih diperlu ditinjau kembali.Permasalahanya adalah bagaimana guru dapat menyelesaikan tantangan yang dihadapi dengan baik, jika profesionalismenya masih dipertanyakan. Tulisan singkat ini akan mengulas tentang profesionalisme guru dan tantangan yang dihadapi.


2.Tujuan
a. Sebagai syarat untuk mengikuti matakuliah profesi kependidikan
b. Menambah wawasan dan melatih diri kelompok untuk menulis karya tulis ilmiah
c.Menguraikan dan menjelaskan teory yang berhubungan dengan jabatan keprofesionalan guru dan tantangan guru dalam melaksanakan pembelajaran.
d. Melatih dan mengembangkan wawasan keilmuan yang membahas tentang jabatan professional dan tantangan guru dalam pembelajaran.
3.sistematika makalah
Penulisan makalah ilmiah ini sebagai berikut:
a.       BAB I PENDAHULUAN
Pada bab ini menjelaskan tentang latar belakang masalah, tujuan dan sistematika makalah
b.      BAB II PEMBAHASAN
Pada bab ini membahas hal-hal yang berkaitan dengan kode etik, profesi guru dan dilengkapi dengan aspek-aspek pengantar, pengertian, maksud dan tujuan kode etik profesi guru dank ode etik profesi keguruan.
c.       BAB III TANGGAPAN DAN SIMPULAN
Pada bab ini menjelaskan tentang hal-hal yang diuraikan dalam simpulan baik secara individu maupun kelompok


BAB II
PEMBAHASAN

Jabatan guru merupakan jabatan profesional yang menghendaki guru harus bekerja secara profesional.Bekerja sebagai seorang yang profesional berarti bekerja dengan keahlian, dan keahlian hanya dapat diperoleh melalui pendidikan khusus.
Kondisi dan asas untuk bealajar yang berhasil meliputi: persiapan sebelum mengajar, sasaran belajar, susunan bahan ajar, perbedaan individu, motivasi, sumber pengajaran, keikutsertaan, balikan, penguatan, latihan dan pengulangan, urutan kegiatan belajar, penerapan, sikap mengajar, penyajian di depan kelas.

1.        Kegiatan guru dalam pembelajaran
Mengutip pendapat Prof. Dr. Made Pidarta, dalam bukunya “Landasan Kependidikan”, pendidik dapat diartikan secara luas dan sempit.Secara luas (universal), Pidarta menyebut pendidik sebagai semua orang yang mempunyai kewajiban mendidik anak, sedangkan dalam arti sempit (spesifik), pendidika dikatakan sebagai orang-orang yang sengaja dipersiapkan menjadi guru atau dosen.Dengan demikian, guru yang sudah dicetuskan sebagai tenaga pendidik yang khusus, diharapkan memiliki profesionalitas dalam memberikan pendidikan kepada peserta didik.Maksudnya adalah guru harus mampu memberikan pembelajaran kepada peserta didik dengan sempurna, sesuai jabatan yang dimilikinya.
Dalam pengajaran kita perlu menyiapkan landasan bagi pengambilan putusan secara memuaskan tentang metode pengajaran dan kegiatan belajar yang efektif.Ini perlu untuk menjalin agar sebagian besar siswa dapat menguasai sasaran pengajaran pada tingkat pencapaian yang dapat diterima,dalam jangka waktu yang sesuai.Pola pembelajaran yang efektif ini melibatkan ketiga pola yaitu penyajian di kelas,belajar mandiri,dan interaksi guru dengan siswa.(Hamzah, 2007:42)

Menurut (Hamzah, 2007: 43) Alasan guru tidak sembarangan ketika merancang program pembelajaran yaitu:
  • Dari pengetahuan tentang gaya belajar,kita tahu bahwa baik metode kelompok maupun metode mandiri harus digunakan, sementara siswa lebih senang belajar dalam situasi pengajaran yang beraturan dan terpimpin.
  • Kondisi dan asas belajar menyebabkan kita tanggap akan perlunya memilih metode yang memberi peluang untuk peran serta yang aktif dari pihak siswa dalam segala kegiatan belajar.
  • Jika kita siap dengan menggunakan teknologi pengajaran yang baru (computer,tv dll),penekanan biasanya diberikan pada penyajian kelompok atau pada belajar mandiri. Dalam hal ini menyediakan bahan pengajaran yang cukup bagi kelompok kecil harus diperhatikan.
  • Persoalan dalam keefisienan dalam menggunakan waktu guru,waktu siswa,sarana dan peralatan.
Banyak sekali kegiatan yang dapat dipilih guru dalam menyampaikan pembelajaran.Sayangnya, tidak ada rumus sederhana untuk mencocokkan kegiatan dengan sasaran. Ada yang dianggap baik untuk seorang pengajar atau sekelompok siswa, bisa saja tidak memuaskan dalam situasi lain. Karenanya, Uno mengatakan perlu adanya persiapan landasan bagi pengambilan putusan secara memuaskan tentang metode pengajaran dan kegiatan belajar yang efektif. Beberapa pola pembelajaran efektif tersebut, kata dia, dapat dilakukan dengan pengembangan metode-metode mengajar dan kegiatan belajaran yang sudah umum dilakukan, misalkan metode ceramah, berbicara dengan formal, menulis di papan tulis, memperagakan, menggunakan bahan pandang dengar, mempersiapkan lembar kerja siswa, menulis laporan praktikum, dan barangkali menonton film serta menggunakan bahan pandang dengar yang lain.


2.             Kondisi dan asas untuk belajar yang berhasil
Dikarenakan tugas perancangan pengajaran adalah membantu terjadinya proses belajar,maka kita harus menyadari dan memanfaatkan kondisi dan asas yang telah terbukti mendukung proses belajar tersebut dengan baik.
Cara penerapan setiap kondisi dan asas belajar dalam perencanaan pengajaran:
a.             Persiapan sebelum mengajar
Sebelum menginjak ke materi selanjutnya ,guru sebaiknya sebelum materi disampaikan siswa diberi soal-soal terlebih dahulu untuk mengetahui apakah pelajaran yang kemarin dimengerti.
b.        Sasaran belajar
Sebelum pokok bahasan dilakukan sebaiknya siswa diberi informasi tentang sasaran khusus yang harus dicapai dalam sub-sub bahasan.
c.         Susunan bahan ajar
Bahan ajar yang disajikan kesiswa harus terdiri dari beberpapa bagian yaitu baik sedikitnya tergantung urutan,kerumitan dan kesulitannya.
d.        Perbedaan individu
Setiap siswa mempunyai daya serap dan kecepatan yang bebeda-beda, maka dari itu lebih baik siswa menggunakan bahan ajar yang tepat untuk belajar.
e.         Motivasi
Seseorang belajar harus mempersyaratkan daya motivasi dari dirinya.

f.         Sumber pengajaran
Jika bahan ajar misalnya video dipilih dengan hati-hati dan dipadukan secara bersistem untuk menunjang berbagai kegiatan dan program pengajaran akan terlihat dampak yang berarti dalam prestasi siswa.
g.        Keikutsertaan
Keikutsertaan berarti siswa ikut memberikan respons dalam pikiran mereka atau menunjukkannya melalui kegitan jasmani,yang disisipkan secara strategis selama berlangsungnya penyajian pengajaran atau peragaan.
h.        Balikan
Balikan memperkuat pemahaman dan kinerja yang benar ,memberitahukan kesalahan dan memperbaiki proses belajar yang salah.
i.          Penguatan
Tangapan yang positif cenderung akan timbul berulang-ulang apabila siswa menghadapi suasana yang miri atau sama.
j.          Latihan dan pengulangan
Dengan latihan tertulis,latihan berulan-ulang dalam suasana nyata,atau latihan beruntun untuk maksud menghafal,akan dapat mencapai tahap kelebihan belajar.Latihan menjadi sangat efektif apabila dilakukan dalam jangka waktu tertentu.
k.        Urutan kegiatan belajar
Dalam hal pengajaran harus dilakukan pelatihan dan harus diperagakan langsung atu praktek.

l.          Penerapan
Hal yang penting dalam pembelajaran adalah meningkatkan kemampuan siswa untuk menerapkan ataun memindahkan apa yang telah dipelajari kepada masalah atau situasi baru.
m.      Sikap mengajar
Sikap positif yang diperlihatkan pengajar dan asisten terhadap mata ajar yang disajikan pada siswa dan terhadap metode pengajaran yang digunakan dapat memengaruhi motivasi dan sikap siswa terhadap program pengajaran.
n.        Penyajian di depan kelas
Penyajian ini dapat dilakukan dengan penyajian kelompok,guru dapat berbicara langsung di depan kelas ataupun berlansung tanpa guru dengan cara slide yang diikuti rekaman video dalam kaset.(Hamzah, 2007: 44-47)
3.            Metode penyajian
Metode pembelajaran atau strategi mengajaradalah suatu cara menyampaikan pesan yang terkandung dalam kurikulum. Metode harus sesuai dengan materi yang akan disampaikan. Metode pembelajaran ini, menjawab pertanyaan “how” yaitu bagaimana menyampaikan materi atau isi kurikulum kepada siswa secara efektif. Oleh karenanya, walaupun metode pembelajaran adalah komponen yang kecil dari perencanaan pengajaran (instructional plan), tetapi memiliki peran dan fungsi yang sangat penting dalam proses belajar itu sendiri. Metode yang digunakan guru dalam mengajar disekolah :
1). Metode Ceramah
Metode ceramah yaitu sebuah metode mengajar dengan menyampaikan informasi dan pengetahuan secara lisan kepada sejumlah siswa yang pada umumnya mengikuti secara pasif. Muhibbin Syah, (2000). Metode ceramah dapat dikatakan sebagai satu-satunya metode yang paling ekonomis untuk menyampaikan informasi, dan paling efektif dalam mengatasi kelangkaan literatur atau rujukan yang sesuai dengan jangkauan daya beli dan paham siswa.Metode ini berbentuk penjelasan konsep, prinsip dan fakta pada akhir perkuliahan ditutup dengan Tanya jawab antara dosen dan mahasiswa.
Selain itu, Uno juga memaparkan sejumlah metode penyajian dalam pembelajaran.Menurutnya, ada metode penyajian keunggulan. Metode-metode tersebut dibaginya menjadi:
a.Ceramah atau format penyajian lainnya yang telah dikenal dan diterima secara konvensional, baik dari kalangan pengajar maupun siswa. Metode ini merupakan metode utama dan kebanyakan digunakan oleh pengajar;
b.Pada umumnya diperlukan upaya dan pemikiran, minimal untuk merencanakan penyajian ceramah, karena pengajar sudah mengenal dan menggunakan metode penyajian model ini;
c.Ada beberapa pengajar yang merasa bahwa untuk mempertahankan status mereka atau menambah wibawa di mata siswa, mereka berbicara di depan kelas.
2). Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah suatu metode dimana guru menggunakan atau memberi pertanyaan kepada murid dan murid menjawab, atau sebaliknya murid bertanya pada guru dan guru menjawab pertanyaan murid itu. ( Soetomo, 1993 :150 )
Metode tanya jawab merupakan cara penyajian pelajaran dalam bentuk pertanyaan yang harus dijawab terutama dari guru kepada siswa, tetapi dapat pula dari siswa kepada guru (Syaiful Bahri Djamarah 2000: 107). Metode ini dipandang lebih baik dari pada metode pembelajaran konvensional yaitu metode ceramah. Alasannya karena metode ini dapat merangsang siswa untuk berfikir dan berkreativitas dalam proses pembelajaran. Metode Tanya jawab juga dapat digunakan untuk mengukur atau mengetahui seberapa jauh materi atau bahan pengajaran yang telah dikuasai oleh siswa.
3). Metode Diskusi
Muhibbin Syah ( 2000 ), mendefinisikan bahwa metode diskusi adalah metode mengajar yang sangat erat hubungannya dengan memecahkan masalah (problem solving). Metode ini lazim juga disebut sebagai diskusi kelompok (group discussion) dan resitasi bersama (socialized recitation).
Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang menghadapkan siswa pada suatu permasalahan. Tujuan utama metode ini adalah untuk memecahkan suatu permasalahan, menjawab pertanyaan, menambah dan memahami pengetahuan siswa, serta untuk membuat suatu keputusan ( Killen, 1998 ). Karena itu, diskusi bukanlah debat yang bersifat mengadu argumentasi. Diskusi lebih bersifat bertukar pengalaman untuk menentukan keputusan tertentu secara bersama – sama. Metode diskusi dapat pula diartikan sebagai siasat “penyampaian” bahan ajar yang melibatkan peserta didik untuk membicarakan dan menemukan alternatif pemecahan suatu topik bahasan yang bersifat problematis. Guru, peserta didik atau kelompok peserta didik memiliki perhatian yang sama terhadap topik yang dibicarakan dalam diskusi.
Ada beberapa kelebihan metode diskusi, manakala diterapkan dalam kegiatan belajar mengajar.
• Metode diskusi dapat merangsang siswa untuk lebih kreatif, khususnya dalam memberikan gagasan dan ide - ide.
• Dapat melatih untuk membiasakan diri bertukar pikiran dalam mengatasi setiap permasalahan.
• Dapat melatih siswa untuk dapat mengemukakan pendapat atau gagasan secara verbal. Di samping itu, diskusi juga bisa melatih siswa untuk menghargai pendapat orang lain.
Selain beberapa kelebihan, diskusi juga memiliki beberapa kelemahan, di antaranya :
• Sering terjadi pembicaraan dalam diskusi dikuasai oleh 2 atau 3 orang siswa yang memiliki keterampilan berbicara.
• Kadang - kadang pembahasan dalam diskusi meluas, sehingga kesimpulan menjadi kabur.
• Memerlukan waktu yang cukup panjang, yang kadang-kadang tidak sesuai dengan yang direncanakan.
• Dalam diskusi sering terjadi perbedaan pendapat yang bersifat emosional yang tidak terkontrol. Akibatnya, kadang-kadang ada pihak yang merasa tersinggung, sehingga dapat mengganggu iklim pembelajaran.
4). Metode Pemberian Tugas
Metode pemberian tugas adalah metode penyajian bahan dimana guru memberikan tugas tertentu agar siswa melakukan kegiatan belajar.Metode ini diberikan karena dirasakan bahan pelajaran terlalu banyak, sementara waktu sedikit. Metode pemberian tugas adalah cara dalam proses belajar mengajar dengan jalan memberi tugas kepada siswa. Tugas-tugas itu dapat berupa mengikhtisarkan karangan, (dari surat kabar, majalah atau buku bacaan) membuat kliping, mengumpulkan gambar, perangko, dan dapat pula menyusun karangan.
Metode Demonstrasi. Menurut Muhibbin (2000) Metode demonstrasi adalah metode mengajar dengan cara memperagakan barang, kejadian, aturan, dan urutan melakukan suatu kegiatan, baik secara langsung maupun melalui penggunaan media pembelajaran yang relevan dengan pokok bahasan atau materi yang sedang disajikan. Menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000) Metode demonstrasi adalah metode yang digunakan untuk memperlihatkan sesuatu proses atau cara kerja suatu benda yang berkenaan dengan bahan pelajaran.
5). Metode Eksperimen
Metode eksperimen menurut Syaiful Bahri Djamarah (2000:95) adalah cara penyajian pelajaran, di mana siswa melakukan percobaan dengan mengalami sendiri sesuatu yang dipelajari. Dalam proses belajar mengajar, dengan metode eksperimen, siswa diberi kesempatan untuk mengalami sendiri atau melakukan sendiri, mengikuti suatu proses, mengamati suatu obyek, keadaan atau proses sesuatu. Dengan demikian, siswa dituntut untuk mengalami sendiri, mencari kebenaran, atau mencoba mencari suatu hukum atau dalil, dan menarik kesimpulan dari proses yang dialaminya itu.
6). Metode Simulasi, Bermain Peran, dan Sosiodrama/Psikodrama
Metode ini menampilkan symbol-simbol atau peralatan yang menggantikan proses kejadian atau benda yang sebenarnya. Metode ini adalah suatu cara penguasaan bahan pelajaran melalui pengembangan dan penghayatan anak didik. Metode yang melibatkan interaksi antara dua siswa atau lebih tentang suatu topik atau situasi. Siswa melakukan peran masing-masing sesuai dengan tokoh yang ia lakoni, mereka berinteraksi sesama mereka.
7). Metode Karyawisata / Widyawisata
Metode ini dmaksudkan untuk menunjukkan kepada siswa secara langsung beberapa hal yang dipelajari di sekolah.Seperti kunjungan Museum, Labolatorium Budaya dll.Disebutkan juga sebagai bentuk format interaksi belajar mengajar yang di berikan kesempatan kepada siswa untuk mempelajari, melengkapi dan memperdalam bahan pembelajaran, dan mendapat pengalaman langsung atas objek yang di pelajari di luar kelas pembelajaran.
8). Metode Pengajaran Unit
Dapat di artikan sebagai suatu cara belajar antara siswa dan guru yang mengarahkan kegiatan pada pemecahan masalah yang dapat di rumuskan secara bersama-sama. Metode ini pada dasarnya bertujuan untuk melatih siswa memecahkan suatu permasalahan dari berbagai disiplin ilmu atau berbagai aspek, sehingga mereka memiliki pemikiran dan pemahaman yang lebih baik.
9). Metode Penemuan ( Discovery-inquiry )
Dapat diartikan sebagai format KBM di mana para siswa menemukan sendiri informasi yang diperlukan untuk mencapai tujuan – tujuan pembelajaran. Dalam metode ini, dapat berupa kegiatan belajar terentang dari penemuan terbimbing ( Discovery ) sampai ke penemuan tidak terbimbing ( inquiry ).
Tujuan dari metode ini pada dasarnya untuk meningkatkan keterlibatan siswa secara aktif dalam mendapatkan formasi, mengarahkan siswa sebagai pelajar seumur hidup, mengurangi ketergantungan kepada guru, serta melatih siswa untuk mengeksplorasi dan memanfaatkan lingkungan sebagai sumber informasi yang tidak habis-habisnya digali.
Kelebihan metode penemuan
• Dapat membangkitkan kegairahan belajar pada diri siswa
• Teknik ini mampu memberikan kesempatan kepada siswa untuk berkembang dan maju sesuai dengan kampuan masing-masing
• Teknik ini mampu membantu siswa mengembangkan, memperbanyak kesiapan serta penguasaan ketrampilan dalam proses kognitif atau pengarahan siswa
• Siswa memperoleh pengetahuan yang bersifat sebagai sangat pribadi atau individual sehingga dapat kokoh/mendalam tertinggal dalam jiwa siswa tersebut
Kelemahan metode penemuan
• Ada yang berpendapat bahwa proses mental ini terlalu meningkatkan proses pengertian saja
• Teknik ini tidak memberikan kesempatan berfikir secara kreatif
• Para siswa harus ada kesiapan dan kematangan mental
• Bila kelas terlalu besar penggunaan teknik ini kurang berhasil
• Bagi guru dan siswa yang sudah biasa dengan perencanaan dan pengajaran tradisional akan kecewa bila diganti dengan teknik penemuan
10). Metode Panel
Panel merupakan sebuah bentuk diskusi yang membahas masalah umum yang bersifat lengkap, yang terdiri dari beberapa orang yang dianggap ahli dalam bidangnya.Sekolah biasanya dilakukan oleh sekelompok guru yang memilih topik sesuai kebutuhan pesera didiknya.Seorang moderator diharapkan dapat memimpin, mengarahkan para panelis sedemikian rupa sehingga kegiatan dapat diikuti dengan baik oleh pendengar.
11). Metode Simposium
Metode yang memaparkan suatu seri pembicara dalam berbagai kelompok topik dalam bidang metri tertentu.Materi-materi tersebut disampaikan oleh ahli dalam bidangnya, setelah itu peserta dapat menyampaikan pertanyaan dan sebagainya kepada pembicara.
Sebuah simposium hampir menyerupai panel, karena simposium harus pula terdiri atas beberapa pembicara sedikitnya dua orang. Tetapi symposium berbeda dengan panel didalam cara pembahasan persoalan. Sifatnya lebih formal.Seorang anggota symposium terllebih dahulu menyiapkan pembicaraannya menurut satu titik pandangan tertentu. Terhadap sebuah persoalan yang sama diadakan pembahasan dari berbagai sudut pandangan dan disoroti dari titk tolak yang berbeda-beda.
12). Metode Seminar
Merupakan kegiatan belajar sekelompok siswa untuk membahas topik, masalah tertentu.Setiap anggota kelompok seminar dituntut agar berperan aktif dankepada mereka dibebankan tanggungjawab untuk mendapatkan solusi dari topic, masalah yang dipecahkannya. Guru bertindak sebagai nara sumber. Tidak jarang seminar melahirkan rekomendasi dan resolusi.
13). Metode Forum
Suatu tempat yang terbuka yang membicarakan suatu persoalan oleh semua orang ikut di dalamnya, kegiatan ini biasanya bersifat informal dan singkat, sehingga sulit mengatur pembicaraan-pembicaraan apalagi masalah yang di bahas adalah masalah yang hangat dan peka secara emosional.
Itulah tadi Berbagai Metode Guru Dalam Mengajar, betapa pentingnya metodologi mengajar dikuasai oleh pendidik, dan diusahakan metodologi yang dimiliki pendidik pada saat praktek disesuaikan dengan tipe belajar siswa, sehingga diharapkan materi yang kita sampaikan terekam dan tercerna oleh peserta didik, dan dapat ditunjukan oleh mereka pada sikap dan prilaku dalam kesehariannya.

4.      Belajar mandiri
Salah  satu masalah utama dalam membelajarkan siswa adalah motivasi belajar siswa yang rendah. Banyak siswa yang belajar hanya karena ada tugas  atau PR  semata. Dengan budaya belajar yang demikian maka sudah dipastika pengetahuan yang diperoleh siswa relatif lemah dan kurang permanen. Dengan rendahnya penguasaan materi yang telah dipelajari maka pada saat dilakukan evaluasi banyak siswa yang prestatsi belajarnya rendah.
            Kemandirian dalam belajar oleh siswa sangat penting. Siswa yang belajar mandiri akan mendapatkan pengetahuan yang lebih mendalam dan permanen. Untuk itu diperlukan sebuah strategi yang mampu mendorong siswa untuk belajar secara mandiri.Akhir-akhir ini terdapat kecenderungan yang dilakukan pengajar mengurangi waktu dalam menyajikan bahan ajarnya.Pengajar mulai mencoba membiarkan siswa belajar mandiri atau berkelompok. Menurut Uno, belajar mandiri sekarang ini memperoleh perhatian terbanyak dalam rancangan pengajaran.
Ada sejumlah ciri program secara mandiri yang dipaparkan Uno dalam buku ini.

1.Kegiatan untuk siswa dikembangkan secara cermat dan rinci sehingga pengjaran dapat berlangsung dengan baik manakala bahan disusun menjadi langkah-langkah yang terpisah dan kecil.
2.Kegiatan dan sumber pengajaran dipilih dengan hati-hati dan memerhatikan sasaran pengjaran yang dipersyaratkan.
3.Penguasaan siswa terhadap setiap langkah harus diperiksa sebelum ia melanjutkan ke langkah berikutnya.
4.Siswa kemudian harus segera menerima kepastian (balikan) tentang kebenaran jawaban atau upaya lainnya.
5.Apabila muncul kesulitan, siswa mungkin mempelajari lagi atau meminta bantuan pengajar.
Ada beberapa keunggulan menurut Uno dalam belajar mandiri pada siswa.Di antara keungggulan-keunggulan itu disebutkan bahwa program mandiri sengaja dirancang dengan cermat sehingga dapat memanfaatkan lebih banyak asas belajar.Pola ini juga disebutkan dapat memberi kesempatan, baik kepada siswa yang lamban maupun yang cepat untuk menyelesaikan pelajaran sesuai dengan tingkat kemampuan masing-masing.Keunggulan lainnya belajar mandiri dikatakan Uno dapat menyebabkan perhatian tercurah lebih banyak kepada siswa perseorangan dan memberi kesempatan yang lebih luas untuk melangsungkan interaksi antarsiswa.
Di samping keunggulan, juga disebutkan beberapa kelemahan pada belajar mandiri.Kelemahan-kelemahan itu di antaranya memungkinkan kurang terjadi interaksi antara pengajar dengan siswa dan antara sesama siswa. Apabila dipakai jalur dengan langkah tetap, kemungkinan belajar mandiri akan membosankan dan tidak menarik. Kelemahan lainnya terdapat pada metode yang sering menuntut kerja sama dan perancanaan tim yang rinci di antara staf pengajaryang terlibat. Strategi yang diharapkan mampu mendorong siswa untuk belajar mandiri adalah strtegi  learning contract.
            Dalam strategi ini peserta didik membuat learning kontract atau kontrak belajar.Langkah-langkah yang diambil dalam penerapan strategi learning contract ini adalah, Guru meminta peserta didik memilih sebuah topik yang kan dipelajari secara madiri. Materi  yang dipilih diharapkan materi yang sednag dipelajari. Pada langkah ini bisa juga guru memilihkan materi yang harus dipelajar dengan pertimbangan materi tersebut belum dikuasi oleh siswa denga baik.Siswa dibimbing untuk membuat rencana studi secara teratutr dan terukur.Selanjutnya peserta didik diminta membuat kontrak belajar secara tertulis yang mencakup kategori sebagai berikut :
  Topik yang dipelajari
  Pengetahuan atau kemampuan spesifik yang akan dicapai peserta didik.
  Kegiatan belajar yang akan dikerjakan
  Tanggal penyerahan
Berikut ini contoh kontrak yang dibuat peserta didik
A.Topik :
Menentukan Luas dan Volum Bangun Ruang Sisi Lengkung
B. Tujuan Pemebelajaran :
Mampu mengerjakan soal-soal berkaitan dengan menghitng luas dan volum bangun ruang sisi       lengkung (BRSL).
C.Pengetahuan Spesifik :
·         Mengingat rumus luas dan volum BRSL dengan tepat
·         Menghitung luas dan volum tabung dengan benar
·         Menghitung luas dan Volum kerucut dengan tepat
·         Menghitung luas dan volum bola dengan tepat
·         Aktivitas belajar
·         Mencari buku-buku yang relevan dengan BRSL
·         Merangkum rumus-rumus BRSL dan  menghafal rumus-rumus tersebut.
·         Berlatih mengerjakan soal-soal yang berkaitan dengan BRSL
·         Konsultasi kepada guru berkaitan dengan soal-soal yang dirasakan belum mampu deikrjakan.
·         Merangkum soal dan penyelesaian  yang telah dikerjakan.
·         Menyerahkan hasil pekerjaan tersebut kepada guru.
D.Waktu Peneyerahan
Satu minggu setelah kontrak ditandatangani.
Dalam pembuatan kontrak belajar perlu diskusikan dengan peserta didi agar peserta didik memamhami isi kontrak yang ditandatangani dan dengan suka rela melaksnakannya.
Guru memberi masukkan sumber-sumber belajar mana yang perlu dipelajari dan langkah-langkah yang perlu dilakuakan dalam menjalankan kontrak belajar.Kontrak belajar dapat dibuat secara berkelompok






BAB III
TANGGAPAN DAN SIMPULAN
A.Tanggapan
1. Tanggapan Individu
Berdasarkan materi yang telah kami sajikan di atas maka dapat saya komentari bahwa sesungguhnya maju dan berkembangnya suatu Negara itu sangat di pengaruhi oleh SDM nya, dan terciptanya suatu SDM yang berkualitas ketika pengelola nya pun baik dan bekualitas, dalam hal ini yang berperan sebagai pengelola adalah para pendidik, dan SDM nya adalah para pesert didik, sementara sekolah merupakan pabrik tempat mengelola SDM yang berkulitas. Tentunya untuk menjadi pendidik yang profesional diperlukan keahlian-keahlian di bidangnya, dan mengajar yang sesuai dengan bidanya, keahlian disini dapat berupa keahlian dalam menyusun pola pembeljaran yang baik, menarik, efektif dan maupun  efisien agar proses pembelajaran berhasil, sehingga out put yang diciptakan dapat unggul dari Negara-negara yang maju dan berkembang lainnya.
Menurut saya guru merupakan ujung tombak keberhasilan, jadi gguru harus bekerja secara professional.Maka dari itu guru dituntut agar memiliki keahlian mendidik yang professional.  Guru harus memerhatikan tentang metode pengajaran dan bagaimana menciptakan kegiatan belajara yang efektif, agar siswa dapat menerima materi pelajaran dengan mudah. Namun di Indonesia ini masih ada beberapa guru yang kurang cakap dan beum dapat membuat pengajaran yang efektif.




Profesionaloisme guru menjadi perhatian secara global karena tugas dan peranan guru bukan hanya memberikan informasi-informasi tentang ilmu, melainkan juga membentuk sikap dan jiwa yang mampu bertahan dalam era hiperkompetisi saat ini.

Tanggapa saya mengenai makalah ini adalah bahwasanya peningkatan profesionalisme guru di pandang perlu utamanya melalui Reflectif Teaching.Pemilihan topic didasarkan pada pertimbangan bahwa guru memainkan peran yang sangat penting dalam pelaksanaan pendidikan.  Hal itu karena guru berfungsi sebagai manager dan pemimpin dalam pembelajaran, yaitu dalam bentuk kegiatan proses belajar mengajar.  Bahkan secara lebih tegas dapat dikatakan bahwa inti pendidikan terletak pada proses pembelajarannya.
2. Tanggapan Kelompok
.           Mengingat bahwa salah satu komponen terpenting dalam keberhasilan proses pendidikan adalah adanya guru yang professional dan kompeten ,maka menurut kelompok kami makalah ini sangat bagus dan cocok dibaca oleh guru dan calon guru serta khalayak umum karena didalamnya memberi pemahaman bahwa guru adalah jabatan professional yang menuntutnya  untuk bekerja secara professional serta mampu mengatasi berbagai macam tantangan  dalam menciptakan proses pembelajaran yang menarik, aktif, efektif dan efisien. selain itu juga berbagai kompetensi yang harus dimiliki oleh guru yang profesinal dibahas secera lengkap dalam makalah ini.



B.Simpulan
Jabatan guru merupakan jabatan profesional yang menghendaki orang yang menjabat sebagai guru harus bekerja secara profesional.Bekerja dengan profesional berarti harus berbuat dengan keahlian. Oleh karena itu seorang guru perlu memiliki kemampuan merancang dan mengimplementasikan berbagai strategi pembelajaran yang dianggap cocok dengan materi pembelajaran agar tercipta proses pembelajaran yang menarik, aktif, efektif dan efisian.  Termasuk di dalamnya memanfaatkan bebagai sumber dan media pembelajaran untuk menjamin efektifitas dan kualitas pembejaran.Selain itu, sebagai jabatan yang professional seorang guru harus mempunyai berbagai kompetensi yang meliputi kompetensi intelektual, kompetensi pedagogi, kompetensi sosial, dan kompetensi kepribadian.Hal ini disebabkan karena guru dipandang sebagai ujung tombaknya suatu kemajuan Negara. Dengan adanya guru yang prtofesional maka akan teripta out put suatu peserta didik yang berkualitas dan baik.


DAFTARPUSTAKA

Djam’an Satori,(No Year).ProfesiKeguruan.jakarta:PenerbitUniversitas Terbuka.
Hamzah Uno,(2007). ProfesiKependidikan; problema, solusi,danreformasipendidika di Indonesia.jakarta: PenerbitSinarGrafika Offset.
Juhri AM., (1997). KepemimpinandanSuperfisiPengajarandalamTeoridanPraktek. Bandar Lampung :GunungPesagi.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selamat Datang Di Blogger Ignasius Fandy Jayanto