Data Pribadi Saya

Nama Pemilik: Ig Fandy Jayanto

Alamat Rumah: Seputih Banyak, Kab. Lampung Tengah


Riwayat Pendidikan:

SD N 1 Sumber Baru
SMP N 1 Seputih Banyak
SMA Paramarta 1 {jurusan Ipa 1}
S1 di UM Metro {jurusan FKIP Matematika}

sedang menempuh pendidikan di Universitas Lampung (Unila)

Pekerjaan:
Guru di SMP Paramarta 1 Seputih Banyak
.........
.........
.........


Rabu, 20 Juni 2012

Tugas Pengling



NAMA            : IGNASIUS FANDY JAYANTO
NPM               : 11310006
MATEMATIKA (A)

1.      Deforestasi ditinjau dari aspek sosial dan ekonomi
Deforestasi adalah perubahan hamparan hutan menjadi bukan hutan. Deforestasi tidak hanya terjadi di hutan konservasi ataupun hutan lindung saja, tetapi juga bisa terjadi di hutan produksi. Hutan produksi yang terdapat di Pulau Jawa dikelola oleh Perum Perhutani. Pada umumnya keberadaan hutan yang dikelilingi oleh desa dengan kondisi sosial, ekonomi yang tergolong miskin. Kepemilikan lahan yang sempit, kemampuan teknologi yang masih redah, serta kelangkaan modal dan akses pelayanan yang langka membuat penduduk desa sekitar hutan sulit untuk bangkit dari belenggu kemiskinannya. Sementara itu lahan hutan belum optimal memberikan sumbangan pendapatan bagi masyarakat sekitar hutan.
Hutan Indonesia dikenal kaya dengan berbagai kehidupan liar dan beragam tipe ekosistem (mega-biodiversity) serta mempunyai peran yang sangat penting sebagai sistem penyangga kehidupan dunia. Potensi tersebut menjadi perhatian dunia karena pentingnya hutan dilihat dari sisi sosial, ekonomi, dan lingkungan hidup. Hutan Indonesia merupakan salah satu penggerak utama roda perekonomian nasional, yang memberikan dampak positif antara lain terhadap perolehan devisa, penyediaan lapangan kerja, mendorong pengembangan wilayah, dan pertumbuhan ekonomi.

Sektor kehutanan di berbagai daerah saat ini menghadapi masalah yang sangat kompleks. Hal ini terjadi karena peruntukan lahan oleh masyarakat yang tidak sesuai serta kebijakan kehutanan yang tidak terstruktur. Kebijakan pemerintah saat ini lebih memprioritaskan keuntungan di bidang ekonomi, tanpa memperhatikan aspek sosial dan lingkungan (ekologi). Akibatnya, hutan Indonesia mengalami deforestasi (kerusakan hutan dan ekosistem), termasuk areal hutan lindung. Indonesia memiliki kawasan hutan lindung seluas 32,43 juta Ha dari total areal hutan di Indonesia seluas 130,85 Ha. Menurut catatan Departemen Kehutanan tahun 2006, terdapat 24,78 persen dari total luas hutan lindung atau 6,27 juta Ha areal hutan lindung rusak parah. Bahkan, di antara hutan lindung itu telah menjadi lahan budidaya non-kehutanan, seperti budidaya tanaman kopi, cokelat, cengkeh, dan lada yang diusahakan masyarakat di sekitar hutan lindung. Perubahan penggunaan lahan hutan lindung ini mengakibatkan terganggunya fungsi hutan lindung yang ditandai penurunan tingkat penutupan lahan hutan lindung, peningkatan laju erosi sehingga kualitas tanah menurun, dan bencana alam. 
Penebangan liar telah menimbulkan masalah multidimensi yang berhubungan dengan aspek ekonomi, sosial , budaya lingkungan. Hal ini merupakan konskwensi logis dari fungsi hutan yang pada hakekatnya adalah sebuah ekosistem yang di dalamnya mengandung fungsi dasar, yaitu fungsi produksi (ekonomi), fungsi lingkungan (ekologi), serta fungsi sosial.
Dilihat dari aspek sosial, penebangan liar menimbulkan konflik seperti konflik hak atas tanah, konflik kewenangan mengelola hutan antara pemerintah pusat dan pemerintah daerah serta masyarakat setempat. Aspek budaya kegantungan masyarkat terhadap hutan, penghormatan terhadap hutan yang masih dianggap nilai magic juga ikut terpangaruh oleh praktek-praktek illegal logging yang pada akhirnya merubah perspektip dan prilaku masyarakat adat setempat terhadap hutan.
Dampak kerusakan ekologi (lingkungan) akibat penebangan liar bagi lingkungan dan hutan adalah bencana alam, kerusakan flora dan fauna dan punahnya spesias langka. Prinsip pelestraian hutan sebagaiman di indikasikan oleh ketiga fungsi pokok tersebut, merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan antara satu dengan lainnya. Oleh karena itu pemanfatan dan pelastarian sumber daya hutan perlu dilakukan melalui suatu sistem pengelolaan yang dapat menjaga serta meningkatkan fungsi dan perananya bagi kepentingan generasi masa kini maupun generasi dimasa yang mendatang.
Dampak kerugian ekonomi yang ditanggung oleh Negara dapat dilihat dari penelitian yang dilakukan oleh David W. Brown pengamat ekonomi kehutanan dari Departement For International Development (DFID) yang mengkalkulasikan kerugian finansial yang ditanggung pemerintah akibat perdagangan kayu liar (illegal timber trading) adalah sebesar US $ 1,632 milliar per tahun dan kerugian akibat penebangan liar (illegal logging) di Indonesia mencapai US $ 5,7 miliar per tahun. Angka tersebut diperoleh dari perhitungan 68 juta meter kubik kayu illegal yang dikonsumsi pabrik kayu dalam negeri untuk diolah senilai US $ 4,08 miliar dikalikan dengan pajak yang harus dibayar setiap meter kubik kayu, sebesar US $ 24.
2.      Perubahan iklim sebagai ancaman Negara Inggris
Perubahan iklim adalah perubahan jangka panjang iklim dalam jangka waktu berdekade ke jutaan tahun. Perubahan iklim bisa menunjukkan perubahan dalam rata-rata kondisi iklim, dapat mennyebabkan perubahan iklim yang berkondisi ekstrim, atau setiap bagian dalam iklim. Dengan kata lain perubahan iklim merupakan perubahan musiman jangka panjang dalam pola suhu, Tetesan air, kelembaban, angin dan musim. Perubahan iklim bisa terjadi pada wilayah tertentu, atau seluruh bumi. Perubahan-perubahan ini bisa bersumber dari proses-proses dinamis di Bumi, daya-daya eksternal termasuk kelainan pada panas matahari, dan baru-baru ini juga, kegiatan manusia.
Krisis iklim adalah isu politik ekonomi. Ini adalah soal penguasaan akses ekonomi, alokasi sumber ekonomi, dan distribusi manfaat atas sumber-sumber ekonomi, serta siapa yang memperoleh manfat (keuntungan), siapa yang menanggung biaya (biaya kerusakan/ pencemaran lingkungan). Perubahan Iklim sudah mulai mempengaruhi kehidupan di muka bumi. Di seluruh dunia, musim bergeser, suhu merangkak naik dan permukaan laut bertambah tinggi. Kalau kita tidak segera bertindak, perubahan Iklim akan secara permanen merubah tanah dan air di mana kita bergantung agar bertahan hidup.
Di Negara Inggris guguran daun akan menghilang karena pertumbuhan hutan bergerak ke arah utara, ke daerah yang lebih dingin. Ketika tanaman mencoba menyesuaikan diri pada perubahan iklim dengan bergerak ke daerah yang lebih dingin, binatang yang tergantung padanya juga terpaksa pindah. Pembangunan yang pesat dan hambatan lain akan menghentikan migrasi tumbuhan dan binatang itu. Beberapa spesies dan komunitas seperti misalnya beruang kutub dan padang rumput pegunungan akan tetap tinggal di habitatnya semula karena tidak punya pilihan lain, menjadikan kekayaan kehidupan liar kita dalam bahaya kepunahan.
Perubahan Iklim mempengaruhi bisnis dan ekonomi di rumah khususnya di Inggris dan diseluruh dunia. Kalau tidak dilakukan tindakan apapun untuk mengekang emisi karbon dunia, Perubahan Iklim bisa menghabiskan antara 5 sampai 20 persen pendapatan domestik bruto dunia per tahun, berdasarkan laporan pemerintah Inggris, sebagai perbandingan, hanya diperlukan biaya 1% PDB saja untuk mengurangi pengaruh Perubahan Iklim ini.
Suhu laut juga bertambah panas, ini mengakibatkan munculnya bahaya seperti badai yang lebih kuat, pengelantangan terumbu karang dan naiknya permukaan laut. Ketika bumi memanas, permukaan air laut meningkat karena air yang lebih panas mengambil tempat yang lebih banyak dibanding air yang dingin, proses ini disebut pemuaian. Glasier dan Gletser yang mencair menambah masalah dengan menuangkan lebih banyak air tawar ke laut. Naiknya permukaan laut akan menggenangi daerah dan pulau berpermukaan rendah, mengancam kehidupan daerah pesisir yang padat penduduknya, mengikis garis pantai, merusak bangunan dan merusak ekosistem seperti hutan bakau dan tanah basah yang melindungi pantai dari badai. Masalah ini ditambah lagi dengan penurunan permukaan tanah yang diakibatkan oleh beban yang dipikul tanah terlampau berat, terutama didaerah dengan gedung-gedung pencakar langit, serta penghisapan air tanah secara berlebihan.
Di dunia ini 3 milyard orang hidup dalam kemiskinan, merekalah yang paling terkena dampak Perubahan Iklim. Kaum miskin lebih tergantung pada sumberdaya alam dan paling tidak punya kemampuan untuk menyesuaikan diri pada Perubahan Iklim. Penyakit, turunnya hasil panen dan bencana alam merupakan sedikit contoh akibat Perubahan Iklim yang dapat menghancurkan masyarakat yang paling rentan ini.
Peningkatnya suhu memberi kekuatan pada cuaca dan pola tumbuhan di seluruh dunia, memaksa spesies binatang bermigrasi ketempat baru yang lebih sejuk agar bisa bertahan hidup.Perubahan iklim yang berlangsung demikian cepat nampaknya melebihi kemampuan berbagai jenis spesies menyesuaikan diri dengan bermigrasi. Para ahli meramalkan seperempat spesies di bumi akan menuju kepunahan di tahun 2050 nanti, bila kecenderungan peningkatan suhu tetap berlangsung seperti saat ini.
Ketika suhu meningkat, demikian juga penyakit akibat kenaikan suhu, bahkan menimbulkan kematian bagi manusia. Sebagai tambahan, Perubahan Iklim akan meningkatkan penyebaran penyakit infeksi, ini terjadi terutama karena suhu yang lebih panas menyebabkan serangga, binatang dan mikroba pembawa penyakit bisa hidup di daerah yang dulunya menghambat mereka karena bersuhu dingin. Penyakit dan hama yang dulunya terbatas untuk daerah tropis saja, seperti nyamuk pembawa malaria, mendapatkan kondisi yang ramah bagi mereka di daerah baru yang dulunya terlalu dingin bagi mereka.
Perubahan Iklim mengintensifkan sirkulasi air, di atas dan di bawah permukaan tanah, mengakibatkan lebih sering terjadi kekeringan dan banjir, yang lebih parah dan lebih luas cakupannya. Suhu lebih tinggi meningkatkan jumlah cairan yang menguap dari tanah dan air, menyebabkan terjadinya kekeringan di berbagai tempat. Tanah yang terpengaruh oleh kekeringan akan lebih rentan terhadap banjir, ketika turun hujan.
Ketika suhu di seluruh dunia meningkat, kekeringan akan lebih sering terjadi dan lebih parah, ini mengakibatkan kerusakan pada pertanian, persediaan air dan kesehatan manusia. Fenomena ini dapat disaksikan di beberapa bagian Asia dan Afrika, di mana kekeringan berlangsung lebih lama dan lebih parah dari sebelumnya. Suhu panas dan kondisi kering juga meningkatkan terjadinya kebakaran hutan, di beberapa tempat, salju mencair sebelum waktunya, musim panas yang lebih panjang dan peningkatan suhu di musim semi dan musim panas, sejak tahun 1970 telah meningkatkan kebakaran hutan sebesar lebih dari 400%.
Kebakaran juga menyebabkan merkuri yang dibawa angin meningkat. Separuh merkuri yang tertumpuk di atmosfir berasal dari tanah, laut dan gunung berapi. Dan separuh lagi merupakan hasil kegiatan manusia, melalui proses kimia yang dibantu sinar matahari, merkuri kemudian terurai dan bersama hujan turun kembali ke bumi sebagai hujan asam. Inggris menemukan bahwa sekitar 10% dari total penduduk bumi yang bermukim sekitar 10 meter dari pinggir pantai terancam akan tenggelam ketika es di kutub mencair akibat perubahan iklim.

SUMBER BACAAN:
http://lbprastdp.staff.ipb.ac.id/files/2011/12/Mardiana-Wachyuni.doc
http://mengerjakantugas.blogspot.com/2009/01/inggris.html

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selamat Datang Di Blogger Ignasius Fandy Jayanto