Data Pribadi Saya

Nama Pemilik: Ig Fandy Jayanto

Alamat Rumah: Seputih Banyak, Kab. Lampung Tengah


Riwayat Pendidikan:

SD N 1 Sumber Baru
SMP N 1 Seputih Banyak
SMA Paramarta 1 {jurusan Ipa 1}
S1 di UM Metro {jurusan FKIP Matematika}

sedang menempuh pendidikan di Universitas Lampung (Unila)

Pekerjaan:
Guru di SMP Paramarta 1 Seputih Banyak
.........
.........
.........


Senin, 12 September 2011

Makalah Pengantar Pendidikan (PENDIDIKAN DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH )


TUGAS KELOMPOK

PENDIDIKAN DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH

Untuk memenuhi salah satu tugas mata kuliah Prof. Dr. H. Juhri AM, M.Pd
UM Metro.jpeg

Disusun oleh:
Kelompok 12
            Nama:                                                                                    NPM:
            1. Ignasius Fandy Jayanto                                                 11310006
2. Erlan Risnandi Praja                                                       11310052
3. Fitria Nissa                                                                      11310021
4. Endy Setiawan                                                                11310051

PENDIDIKAN MATEMATIKA
FAKULTAS KEGURUAN DAN ILMU PENDIDIKAN
UNIVERSITAS MUHAMMADIYAH METRO
SEPTEMBER 2011
IDENTITAS KELOMPOK


Picture 010 - Copy (3).jpg
Nama              : Ignasius Fandy Jayanto
NPM                : 11310006
                               Alamat Rumah: Dusun 02, Rt/Rw 07/04, Kelurahan Sumber Baru, Kecamatan Seputih Banyak, Kabupaten Lampung Tengah
                               Alamat Kos      : 38 B Batang Hari, Lampung Timur
                               CP                    : 085357714781


Erlan.jpg
Nama             : Erlan Risnandi Praja 
NPM               : 11310052
                               Alamat Rumah: Untoro 18a,kecamatan Trimurjo, Lampung Tengah
Alamat Kos    : -       
CP                  : 085658833221


     Foto0894.jpgNama             : Fitria Nissa
NPM               : 11310021
Alamat Rumah: Jl. Penyu No. 11, 21 Polos, Metro Timur
Alamat Kos    : -
CP                  : 087899673097




3 X 4.JPG
Nama             : Endy Setiawan
NPM               : 11310051
Alamat Rumah: 16 C, Metro Selatan
Alamat Kos    : -
CP                  : 085769542966





KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT yang telah memberikan rahmat serta karunia-Nya kepada kami sehingga kami berhasil menyelesaikan Makalah ini yang alhamdulillah tepat pada waktunya yang berjudul “PENDIDIKAN DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH. Selesainya penyusunan ini berkat bantuan dari berbagai pihak oleh karena itu, pada kesempatan ini penulis sampaikan terima kasih dan penghargaan setinggi-tingginya kepada yang terhormat :
1.    Dosen pengampu mata kuliah Pengantar Pendidikan yang telah memberikan tugas, petunjuk, kepada kami sehingga kami termotivasi dan menyelesaikan tugas ini.
  1. Rekan-rekan kelompok semua di Universitas Muhammadiyah Metro yang telah saling membantu dalam menyusun makalah ini.
  2. Secara khusus penulis menyampaikan terima kasih kepada keluarga tercinta yang telah memberikan dorongan dan bantuan serta pengertian yang besar kepada penulis, baik selama mengikuti perkuliahan maupun dalam menyelesaikan makalah ini.
Diharapkan makalah ini dapat memberikan informasi kepada kita semua tentang Pendidikan Dalam Lingkungan Sekolah. Kami menyadari bahwa makalah ini masih jauh dari sempurna, oleh karena itu kritik dan saran dari semua pihak yang bersifat membangun selalu kami harapkan demi kesempurnaan makalah ini.
            Akhir kata, kami sampaikan terima kasih kepada semua pihak yang telah berperan serta dalam penyusunan makalah ini dari awal sampai akhir. Semoga Allah SWT senantiasa meridhai segala usaha kita. Amin.

                                                                                    Metro, 23 September 2011


                                                                                                Penulis




DAFTAR ISI


Halaman Judul                                                                                               i
Identitas Kelompok                                                                                        ii
Kata Pengantar                                                                                             iii
Daftar Isi                                                                                                        iv
BAB I PENDAHULUAN
1.  Latar Belakang                                                                                    1
2.  Tujuan Penulisan                                                                                1
BAB II PEMBAHASAN
1.    Macam-Macam Lingkungan Pendidikan                                                       7
2.    Perbedaan Lingkungan Keluarga dan Lingkungan Sekolah                         7
3.    Kerja Sama antara Keluarga dan Sekolah                                                    9
4.    Taman Kanak-Kanak sebagai Jembatan antara Keluarga dan Sekolah                                                                                                        12
PENUTUP
            Kesimpulan                                                                                      16
            Saran                                                                                               16
Daftar Pustaka                                                                                             17



BAB I
PENDAHULUAN

Latar Belakang
            Kepala sekolah dan guru merupakan faktor yang terpenting dalam menyelenggarakan pendidikan dan pengajaran di sekolah yang keberhasilannya diukur oleh prestasi tamatan (out put), oleh karena itu dalam menjalankan kepemimpinan, harus berpikir “sistem” artinya dalam penyelenggaraan pendidikan di sekolah komponen-komponen terkait seperti: guru-guru, staff  TU, Orang tua siswa/Masyarakat, Pemerintah, anak didik, dan lain-lain harus berfungsi optimal yang dipengaruhi oleh kebijakan dan kinerja pimpinan.
            Masyarakat merupakan kelompok sosial terbesar dalam suatu negara. Selain di dalam lingkungan keluarga dan lingkungan masyarakat pendidikan juga dapat berlangsung didalam lingkungan sekolah. Pendidikan di dalam lingkungan sekolah tentunya berbeda dengan pendidikan yang terjadi pada lingkungan keluarga dan masyarakat.
            Masyarakat sangat berperan penting dalam pengembangan pendidikan seorang anak. Oleh karena itu hendaknya masyarakat ikut berpartisipasi dalam pendidikan anak baik secara langsung maupun tidak langsung. Antara lingkungan keluarga, sekolah dan masyarakat memiliki keterikatan yang sangat kuat. Karena masyarakat merupakan pembantu pada proses pematanagn individu sebagai anggota kelompok dalam suatu masyarakat.







Tujuan Penulisan
1.   Untuk mengetahui pendidikan dalam lingkungan sekolah dan sekitarnya.
2.   Untuk mengetahui hubungan antara orang tua dan para guru.
3.   Untuk menambah wawasan.
4.   Untuk mengembangkan cara berfikir ilmiah.
5.   Untuk mendapatkan solusi dalam belajar di sekolah dan di lingkungan keluarga.
6.   Sebagai sarat untuk dalam mengikuti mata kuliah pengantar pendidikan.



BAB II
PEMBAHASAN

PENDIDIKAN DALAM LINGKUNGAN SEKOLAH

1.            Macam-Macam Lingkungan Pendidikan
Kita mengetahui bahwa anak-anak telah semenjak lahir sampai menjadi manusia dewasa, menjadi orang yang berdiri sendiri dan bertanggung jawab sendiri dalam kehidupan sehari-hari. Baik atau buruknya suatu hasil perkembangan anak bergantung kepada pendidikan yang diterima anak tersebut dari berbagai lingkungan pendidikan.
Adapun macam-macam lingkungan (tempat) pendidikan adalah:
a.   Lingkungan keluarga,
b.   Lingkungan sekolah,
c.   Lingkungan kampung,
d.   Lingkungan perkumpulan pemuda,
e.   Lingkungan negara, dan sebagainya.
Kelima macam lingkungan tersebut dapat digolongkan menjadi tiga golongan besar, yaitu:
a.   Lingkungan keluarga (lingkungan pertama)
b.   Lingkungan sekolah (lingkungan kedua)
c.   Lingkungan masyarakat (lingkungan ketiga)


2.            Perbedaan Lingkungan Keluarga dan Lingkungan Sekolah
Agar lebih jelas tentang betapa eratnya hubungan antarkedua lingkungan tersebut serta saling mempengaruhi atas pendidikan anak-anak, mari kita selidiki lebih lanjut.

a.   Perbedaan pertama ialah rumah atau lingkungan keluarga, yakni lingkungan pendidikan yang sewajarnya
            Perasaan kewajiban dan tanggung jawab yang ada pada orang tua untuk mendidik anak-anaknya timbul dengan sendirinya, tidak dipaksa ataupun disuruh. Perasaan kasihsayang tersebut merupakan kasih sayang sejati,  yang timbul secara spontan. Anak di dalam keluarga mencurahkan isi hatinya kepada orang tuanya, anak merasa satu dengan orang tuanya, tidak merasa asing dengan keluarganya.
Sekolah merupakan buatan manusia yang didirikan oleh pemerintah atau negara untuk memenuhi kebutuhan keluarga yang tidak mampu lagi memberi bekal kepada anak-anaknya. Guru sebagai pemberi jasa atau pendidik adalah merupakan menerima tugas kekuasaan sebagai pendidik dari pemerintah atau negara, sedangkan orang tua menerima tugas mendidik dari Tuhan atau karena kodratnya. Maka dari itu, kasih sayang dari guru berbeda dengan kasih sayang dari orang tua. Serta hubungan anak kepada guru merupakan sementara (tidak teetap), guru berpindah-pindah dan berganti-ganti demikian pula murid-muridnya.
b.   Perbedaan kedua ialah perbedaan suasana
            Kehidupan serta pergaulan dalam kehidupan sehari-hari dalam keluarga senantiasa diliputi oleh kasih sayang diantara anggota-anggotanya. Mereka saling percaya, mengerti, membantu atau tolong menolong, dan kasih mengasihi sesamanya. Meskipun sering terjadi perselisihan diantara anggota-anggota keluarga tersebut, mereka tidak akan memutuskan tali kekeluargaan mereka. Hubungan persaudaraan tersebut tidak akan putus atau bersifat alami, meskipun mereka saling berjauhan.
            Dalam lingkungan keluarga akan merasa bebas dari pada dilingkungan sekolah, anak bebas dalam segala tingkah laku, gerak-gerik, seperti makan, minum, tertawa, tidur,bermain, bekerja, dan sebagainya. Sedangkan pergaulan anak di lingkungan sekolah dibatasi oleh peraturan-peraturan yang dibuat oleh sekolah, anak anak biasanya diharuskan saling mengerjakan tugasnya masing-masing yang sudah ditetapkan dalam sebuah peraturan dan tidak boleh saling ganggu-mengganggu. Maka dari itu di sekolah anak-anak lebih tidak bebas, lebih terkekang oleh peraturan-peraturan daripada di lingkungan keluarga.
c.   Perbedaan ketiga ialah perbedaan tanggung jawab
            Anak itu akan akan berkelakuan baik, jujur, sabar, suka menolong, ataukah akan menjadi seorang curang, pemarah, asosial, dan sebagainya, terutama orang tua dalam memberi tanggung jawab pendidikan kepada anaknya-anaknya. Disamping memberi pendidikan watak, orang tua juga memberi pendidikan atau kepandaian meskipun secara sederhana. Sedangkan guru lebih memberikan pendidikan intelek (menambah pengetahuan anak) serta pendidikan keterampilan (skills) yang berhubungan dengan anak.
            Sekolah berkewajiban dan bertanggung jawab atas hasil pelajaran yang telah diberikan kepada anak-anak, yang umumnya keluarga tidak mampu untuk memberikannya. Intinya bagi kita bahwa tugas orang tua (keluarga) dan sekolah hampir bersamaan: keduanya melaksanakan keseluruhan pendidikan dari anak.

3.            Kerja Sama antara Keluarga dan Sekolah
a.   Mengapa kerja sama antara keluarga dan sekolah itu penting bagi pendidikan
            Jika sekolah menghendaki hasil yang baik dari pendidikananak-anak didiknya, perlulah ada kerjasama atau hubungan yang erat antara sekolah dan keluarga atau keluarga. Keluarga dan sekolah sama-sama mendidik anak, baik jasmani maupun rohani; sama-sama melakukan pendidikan keseluruh dari anak. Kita tahu bahwa anak-anak yang kita didik masih akan tetap tinggal dan dididik oleh keluarga, maka akan memperoleh manfaat yang sangat bermanfaat dan berharga jika dalam mendidik anak-anak, sekolah dapat bekerja sama sebaik-baiknya dengan keluarga.
            Dengan adanya kerjasama itu, orang tua dapat memperoleh pengetahuan dan pengalaman dari guru dalam hal mendidik anak-anak, sekolah dapat bekerja sama-sama dalam mendidik anak dengan keluarga. Keterangan dari orangtua sangat penting bagi para guru-guru dalam menjalankan tugasnya untuk mendidik dalam watak dan pendidikan terhadap murid-muridnya. Demikian orang tua murid dapat mengetahui kesulitan-kesulitan yang dihadapi murid di sekolah. Orang tuanya dapat mengetahui apakah anaknya itu rajin, malas, bodoh, pintar, suka mengantuk dan sebagainya.
            Kewajiban sekolah tentu saja bukan hanya mengajar (dalam arti mengisi otak anak dengan pelajaran-pelajarn atau ilmu pengetahuan saja) tapi juga berusaha membentuk pribadi anak menjadi manusia yang berwatak  baik. Oleh sebab itu, sekolah dengan diplopori oleh kepala sekolah bersama pembantu-pembantunya, mencari usaha agar mengadakan kerja sama dan hubungan yang erat dengan orang tua murid.
b.   Bagaimanakah cara-cara untuk mempererat hubungan dan kerja sama antar sekolah dan keluarga?
            Untuk memberi gambaran bahwa tidak sedikit usaha-usaha yang dapat dilakukan sekolah untuk mengadakan kerja sama, di bawah ini kami berikan contohnya.
1)   Mengadakan pertemuan dengan orang tua pada hari penerimaan murid baru. 
Setiap tahun sekolah selalu mengadakan pendaftaranuntuk menerima murid baru. Kesempatan itu membuka peluang guru untuk berkomunikasi dengan orang tua.
2)   Mengadakan surat-menyurat antar sekolah dengan orang tua atau keluarga.
Surat sangat berharga, surat dapat digunakan untuk perbaikan perilaku anak yang disampaikan melalui suran yang akan diserahkan kepada orang tua. Surat juga berguna seperti surat-menyurat peringatan dari guru kepada orang tua jika anaknya perlu lebih giat, sering membolos, dan lain-lain.
3)   Adanya daftar nilai atau rapor.
Sekolah dapat meminta orang tua jika hasil rapor anaknya kurang bagus atau sebaliknya jika anaknya memperoleh keistimewaan dalam suatu mata pelajaran, agar lebih giat untuk mengembangkan bakatnya.
4)   Kunjungan guru kerumah orang tua muid, atau sebaliknya kunjungan orang tua murid ke sekolah.
Kunjungan guru kerumah orang tua sangat diperlukan, misalnya untuk membicarakan kesulitan-kesulitan yang dialami di sekolah terhadap anak-anaknya. Kepala sekolah dapat mengirimkan surat kepada orang tua untuk datang ke sekolah bilamana ada sesuatu tentang anaknya, yang perlu di tanyakan atau dibicarakan di sekolah bersama-sama dengan guru.
5)   Mengadakan perayaan, pesta sekolah atau pameran-pameran hasil karya murid-murid.
Pada umumnya, pada akhir tahun biasanya ada acara kenaikan kelas atau perpisahan kelas yang sudah lulus untuk melanjutkan kejenjang selanjutnya. Sekolah dapat mempertunjukkan kepandaian atau kecakapan para muridnya untuk tampil agar orang tua senang dengan pertunjukan tersebut, dengan demikian orang tua dapat menyaksikan sendiri bagaimana kecakapan-kecakapan para anak-anaknya.
6)   Mendirikan perkumpulan orang tua murid dan guru (POMG).
Sekolah dapat membuat pertemuan-pertemuan antara guru dengan orang tua murid untuk menyelesaikan masalah-masalah mendidik anak yang masih banyak kesalahan orang tua terhadap cara mendidik anaknya.
Akan tetapi, setiap sekolah dapat memberi batasan-batasan yang tegas antara fungsi  atau pekerjaan sekolahsebagai instansi pemerintah yang mempunyai hierarki sendiri.
4.            Taman Kanak-Kanak sebagai Jembatan antara Keluarga dan Sekolah
a.   Pelopor/pendiri taman kanak-kanak
Bawasanya anak itu adalah anak, dan harus diperlakukan seperti anak, masih banyak terdapat kesalahan umum yg dilakukan orang tua dalam mendidik anak-anaknya. Cara mendidik dan mengajar anak-anak, baik dirumah maupun disekolah masih banyak yang mengecewakan. Anak-anak dituntut sejak kecilnya harus berlaku seperti kelakuan-kelakuan yang di jalankan oleh orang dewasa; dimarahi, diberi nasihat, dan disuruh mengerjakan pekerjaan seperti yang biasa dilakukan oleh orang dewasa, meskipun sebenarnya belum sesuai dan belum waktunya. Tidak diinsafi bahwa anak itu sebenarnya anak dan bukan orang dewasa dalam bentuk kecil. Kemauan, perasaan, dan keinginan anak berbeda dengan orang dewasa. Benar pula bahwa anak harus dilatih dan dibiasakan melakukan segala sesuatu yang nantinya dapat dipergunakan sebagai bekal hidupnya sebagai orang dewasa, tetapi pandangan bahwa pengajar dan pendidik yang diberikan kepada anak itu harus disesuaikan dengan perkembangan jasmani dan rohani anak  itu, kurang diperhatikan.
Barulah setelah Rousseau (1712-1778) mengemukakan pendapat tentang pendidikan anak-anak dalam bukunya, Emile, orang mulai mengenal bahwa anak itu sebenarnya berlainan dengan orang dewasa, dan harus diperlakukan secara berlainan pula. Orang dewasa dapat mengerti dan dapat melayani kebutuhan-kebutuhan anak itu jika ia mau menyelami apa yang hidup dalam jiwanya dan mengetahui bagaimana perkembanganya.
Salah seorang pelopor terbesar dalam dunia pendidikan yang telah mempelopori perbaikan dan pelaksanaan dalam cinta dan kasih sayang terhadap anak-anak itu F. W. A. Frobel.
Frobel seorang ahli didik bangsa Jerman, yang disebut juga sebagai Bapak Taman Kanak-Kanak, dilahirkan di Oberweiszbach pada tanggal 21 April 1782 dan meninggal dunia pada 21 Juni 1852 di Liebenstein.
Semasa kecilnya, ia adalah seorang anak yang sungguh-sungguh sangat menderita. Kepahitan hidup dan penderitaan batin itulah yang selalu  di alaminya. Ayahnya seorang pendeta. Ibunya meninggal dunia sembilan bulan setelah ia dilahirkan. Kemudian, ia diasuh oleh ibu tirinya yang sangat kejam dan menyia-nyiakan dia, bahkan tidak diakuinya sebagai anak suaminya.
Frobel mencurahkan kehidupan dan hidupnya bagi kebahagian anak-anak. Ia mendirikan taman kanak-kanak (Kinder Garten) di Blankenburg (1839-1840) yang sampai sekarang terkenal ke seluruh dunia. Karena pengalaman dan penderitaan nya itu pulalah maka ia mengajukan semboyanya yang terkenal; marilah kita hidup bagi anak. Anjuran yang terkenal di sekolahnya dalam mendidik anak-anak, yaitu Friede, Freude, dan Freiheit (damai, gembira, dan merdeka), sesuai sekali dengan kebutuhan perkembangan anak-anak.
Jadi,semua harus kita dasarkan pada kekuatan perbuatan itu, kita biarkan tumbuh dari situ,supaya tiap-tiap perbuatan dapat mengajar anak itu menguatkan, menjadikan, dan menghasilkan didalam dirinya sendiri. Hidup - berbuat- mengetahui, ketiganya hendaklah menjadi satu dalam kehidupan manusia, dan terutama didalam pendidikan.
Demikianlah, serba singkat  telah kita kemukakn tokoh pendiri taman kanak-kanak dan sedikit gambaran tentang cita-cita pendidiknya.
b.   Manfaat taman kanak-kanak
Manfaat TK itu antara lain dapat kita lihat dari tujuan Frobel mendirikan Kindergarten, yaitu:
1.    Memberikan pendidikan yang lengkap kepada anak-anak usia 3 sampai 6 tahun sesuai dengan perkembangan yang wajar.
2.    Memberi pertolongan dan bimbingan kepada para ibu dalam mendidik anak-anaknya.
3.    Mendidik dan menyiapkan para calon ibu dalam teori praktik untuk menjadi pemimpin kindergarten dan untuk tugasnya sebagai ibu dikemudian hari.
Untuk lebih memperluas pengertian, marilah kita uraikan lebih lanjut manfaat dan keuntungan-keuntungan dengan adanya TK itu.
1)    Keuntungan sosiologis, dengan adanya TK dapat membantu meringankan beban orang tua, terutama dalam cara-cara mendidik anak-anaknya. Di simping itu pula, orang tua dapat memperoleh pengetahuan dan dapat meniru atau menuruti petunjuk-petunjuk bagaimana cara-cara yang dilakukan atau dianjurkan guru-guru TK dalam mendidik anak-anaknya.
2)    Keuntungan psikologis, anak-anak yang bersekolah di TK mulai belajar bergaul dengan anak-anak lain. Dengan begitu, anak-anak belajar mematuhi peraturan, mulai belajar bekerja dan bertanggung jawab, dan menjadi tidak pemalu dan penakut.
Perkembangan tubuh dan fungsi-fungsijiwa tersebut membantu anak-anak dalam pertumbuhannya ke suatu arah yang penting, yang disebut matang untuk bersekolah.
c.   Matang untuk bersekolah
Yang dimaksud dengan matang untuk bersekolah di sini ialah bilamana anak itu telah dapat dan sanggup di masukkan ke kelas 1 SD. Dalam hal ini ada dua hal kematangan, yaitu: matang untuk bersekolah dan matang untuk belajar.
1)            Matang untuk bersekolah
a.     Anak telah mempunyai sedikit kesadaran akan kewajiban dan pekerjaan.
b.     Minat anak talah tertuju kedunia luar. Artinya, tidak hanya dirinya sendiri saja yang menjadi pusat perhatian.
c.      Perasaan inteleknya telah berkembang, maksudnya anak ingin mengetahui sesuatu yang belum diketahuinya.
d.     Perasaan sosialnya juga telah berkembang, maksudnya anak ingin berteman lebih banyak daripada anggota-anggota keluarganya sendiri.
e.     Kemudian yang tidak boleh di lupakan ialah pertumbuhan badan dan kesehatan anak telah cukup dan sanggup untuk menjalani tugas-tugaas bersekolah.
2)            Matang untuk belajar
Selain syarat-syarat yang telah disebutkan diatas, masih ada syarat lain yang harus dimiliki oleh anak agar agar dapat menjalankan tugasnya bersekolah, yaitu:
a.     Fungsi-fungsi jiwa anak yang sangat di perlukan untuk menerima pelajaran-palajaran di kelas 1 SD hendaknya sudah berkembang secukupmya , seperti daya ingatnya, pendengarannya, fantasinya dan fungsi bicaranya.
b.     Anak-anak hedaknya telah cukup mendap pengalaman-pengalaman dari dunia sekitar, yang perlu diperginakan sebagai dasar untuk menerima pelajaran permulaan.
Jika syarat-syarat yang telah diuraikan di atas itu masih ada yang kurang atau belum dimilikinya, anak akan mengalami kesukaran-kesukaran dalam menjalankan tugas sekolahnya, bahkan mungkin anak itu dapat kita katakan belum matang untuk berselokah.





PENUTUP


A.   Kesimpulan
Proses mencapai tujuan pendidikan untuk menghasilkan manusia yang  baik secara pribadi maupun penguasaan ilmu pengetahuan tidak hanya tergantung tentang bagaiamana sistem pendidikan di jalankan oleh lingkungan pendidikan formal. Namun juga dipengaruhi oleh lingkungan keluarga serta lingkungan masyarakat.
Antara lingkungan pendidikan yang satu dan lingkungan yang lain yang disebut sebagai tripusat pendidikan tidak dapat berdiri sendiri, namun ada hubungan saling mempengaruhi diantara lingkungan pendidikan.

B.   Saran
Melihat kenyataan bahwa untuk mencapai tujuan pendidikan yang maksimal diperlukan sebuah hubungan timbal balik yang erat maka diperlukan sebuah koordinasi antar lingkungan pendidikan. Dalam menentukan kirikulum lingkungan formal (sekolah) baiknya untuk mepertimbangankan faktor lingkungan keluarga dan masyarakat. Bahkan kalau memungkinkan melibatkan keluarga anak didik dan tokoh masyarakat dalam merumuskan kurikulum pendidikan.





DAFTAR PUSTAKA


Ngalim, Purwanto (2003: 6.3-6.16), Ilmu Pendidikan Teoretis dan Praktis

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Selamat Datang Di Blogger Ignasius Fandy Jayanto